-->

Apa Makanan Para Astronot Di Luar Angkasa ?

Kamu pasti penasaran, apa saja sih yang dimakan oleh para astronot ketika mereka sedang berada di luar angkasa ?

Sebab tahu sendiri kan jika di luar angkasa itu tidak ada warteg atau warung padang ?
Meski belum pernah mengalaminya sendiri, anda pasti pernah melihat ( melalui TV ) bagaimana kondisi para astronot ketika mereka sedang di luar angkasa. Dimana dengan kondisi “hampa udara”, bebas dari tarikan gravitasi bumi, semua benda terlihat melayang, termasuk para astronotnya. Termasuk ketika menjatuhkan dan melepaskan sebuah benda, benda tersebut bukannya jatuh, tetapi tetap melayang.

Meski merupakan pemandangan yang unik menarik, namun dari situ, bagi awam timbul pertanyaan. Bagaimana mereka ( para astronot ) makan ?
Dan apa yang ( bisa ) dimakan ( dengan kondisi semua benda yang melayang ) ?
Padahal beberapa astronot tidak hanya tinggal di luar angkasa dalam hitungan hari saja, namun bahkan ada yang sampai tahunan.

Inilah beberapa makanan yang pernah dimakan oleh para astronot :

Pada masa lalu, kosmonot Yuri Gagarin yang tercatat sebagai manusia pertama yang pergi ke luar angkasa, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, ia makan makanan yang berasal dari sebuah tabung mirip pasta gigi. Untuk makan siangnya berupa pasta cair dan saus cokelat.
Sedangkan astronot pertama Amerika, makanan luar angkasanya berupa makanan yang di potong dalam bentuk dadu, bubuk, dan berbentuk cair.

Perkembangan selanjutnya, makanan pasta dalam tabung mulai ditinggalkan.
Project Gemini di tahun 1965, meningkatkan “menu” para astronot.
Digunakan metode pengeringan beku yang ditingkatkan untuk bahan makanan seperti koktail udang, roti bakar, ayam dan sayuran, dan puding.
Bahkan konon ada Astronot yang “menyelundupkan” sandwich jagung daging sapi, meski akhirnya ditegur karena remah yang mengambang menjadi sebuah masalah.

Kemudian pada saat Misi Apollo tahun 1968-1975, air panas sudah bisa disajikan.
Bahkan di papan Ruang Skylab Station (1973-1974) sudah tersedia kulkas dan freezer. Dan saat ini, bahan pangan yang bisa disimpan pada suhu ruang sudah dapat dimakan di pesawat ruang angkasa. Dalam hal ini termasuk pasta, buah, dan makanan populer lainnya. Seperti minuman teh dalam kemasan Tang dan juga dendeng rusa Moose yang pernah dibawa astronot Swedia bernama Christer Fuglesang.

Secara garis besar jenis makanan yang “boleh” dibawa dan dimakan di pesawat luar angkasa adalah :

- Minuman untuk mencegah dehidrasi
- Makanan Segar dengan umur simpan 2-hari
- Daging Iradiasi supaya agar tidak rusak
- Moisture Intermediate atau makanan yang tidak akan basi
- Makanan alami, seperti kacang, kue, granola bar, dan sebagainya
- Makanan Re-hydratable dan Thermostabilized, yaitu makanan yang telah disiapkan dengan panas

Bagaimana makanan luar angkasa dikemas ?

Makanan untuk luar angkasa harus dikemas dengan kriteria tertentu, yaitu :

- harus bisa menjaga kondisi makanan
- kemasannya harus ringan
- kemasan sekali pakai, namun berguna
- terdapat petunjuk lengkap

Bagaimana makanan luar angkasa disiapkan ?

Makanan harus dirasa cocok, ber gizi, dan mudah dicerna.
Makanan juga harus dibuat untuk tujuan lingkungan gravitasi nol, ringan, disegel dengan benar, serta cepat dan mudah untuk disiapkan, dikonsumsi dan dibersihkan.

Makanan apa yang pernah dibawa astronot dari masing-masing negara ?


Ternyata ada juga keaneka ragaman kuliner berdasar negara dan budaya dari masing-masing astronotnya. Sebagai contoh : astronot Cina, Yang Liwei pernah membawa daging babi Yuxiang, ayam Kung Pao , beras, dan teh herbal Cina.
Kosmonot Rusia pernah membawa borsch, gulai, dadih dan kacang.
Sedangkan astronot Jepang pernah membawa sushi, ramen, Yokan, dan nasi dengan ume.

Tetapi bagaimana cara menelan makanan di luar angkasa ?

Awalnya, saat John Glenn yang menjadi orang Amerika pertama yang masuk ke ruang luar sempat terjadi kekhawatiran. Bagaimana menelan makanan disana nantinya ?
Namun lega, sebab ketika telah berada di luar angkasa , dia masih bisa makan.
Gravitasi ternyata tidak mempengaruhi proses menelan makanan. Sebab yang mendorong makanan masuk tubuh adalah gerak peristaltik di kerongkongan, yang merupakan kontraksi dan gerakan otot tenggorokan.

Hanya saja karena terjadi kongesti kepala akibat hilangnya gaya gravitasi, terjadi juga kerugian dalam indera, terutama dalam rasa dan bau.
Hal ini dapat mengubah bagaimana makanan dinikmati di ruang angkasa, dan juga membuat makanan pedas menjadi lebih menarik.
Selain itu, ketika mengkonsumsi minuman bersoda, cairan dan gas yang terpisah di dalam perut, menghasilkan sendawa basah.
Sehingga untuk mengatasi efek ini, digunakan minuman ringan yang telah direkayasa.
Simak juga :

You may like these posts