-->

Karomah Umar Bin Khattab Hentikan Kekeringan Sungai Nil Hanya Dengan Secarik Kertas

Salah satu dari 4 (empat) Khulafaur Rosyidin atau Amirul Mukiminin yang terkenal adalah Khalifah Umar Bin Khaththab.

Disamping dikenal sebagai khalifah yang sangat wara’, serta keberhasilannya memperluas pengaruh Islam hampir di seluruh jazirah Arab, Umar bin Khattab juga dikenal sebagai waliyullah dari kalangan sahabat Rasullulah.

Mengapa dan apa saja yang menyebabkan Umar dikenal sebagai Waliyullah ?
Simak juga :

Ada sebuah riwayat dari Khawat Bin Zubair.
Dimasa pemerintahan Umar, kaum muslim ditimpa paceklik, dan sangat menderita.
Umar bin Khaththab kemudian keluar ke tanah lapang bersama sejumlah umat Islam. Lalu menunaikan sholat dua rakaat.
Setelah melaksanakan sholat, Umar kemudian merobek dua ujung kain jubahnya. Yang kanan diletakkan di sebelah kiri dan yang kiri diletakkan di sebelah kanan.
Lalu beliau membentangkan tangannya dan berdoa:
” Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu dan memohon turunnya hujan”.

Tidak lama kemudian hujan turun.
Ketika Umar dan kaum muslimin tengah mensyukuri nikmat hujan tersebut, datanglah beberapa orang Badui, memberi tahu bahwa hujan telah turun di dusun mereka.
“Wahai Amirul Mukminin, hari ini kampung kami diselimuti mendung. Tiba-tiba kami mendengar suara dari langit bahwa hujan telah turun kepadamu” kata mereka.

Pada sebuah riwayat lain, dalam tafsir Al-Fakhruazi juga disebutkan tentang keistimewaan Umar.
Suatu hari datang utusan dari Raja Romawi untuk mencari rumah Umar Bin Khaththab.
Utusan itu mengira jika rumah sang khalifah bagaikan istana raja-raja romawi.
Ketika ia bertanya kepada penduduk, orang-orang berkata : ”Umar tidak punya rumah sebagus itu. Ia hanya tinggal di padang pasir dan pekerjaannya membuat batu bata”

Untuk membuktikannya, utusan itu pergi ke padang pasir dan menemukan Umar sedang tidur di tanah berbantalkan kantung air minumnya, tanpa seorangpun menjaganya, padahal beliau sebagai Amirul Mukminin, pemimpin kaum muslimin.
Melihat hal ini, Utusan Romawi itu berkata dalam hati :” Semua orang di timur dan barat takut akan orang ini. Padahal ia hanyalah seorang yang sangat sederhana. Inilah kesempatanku untuk membunuhnya, menyelamatkan rakyatku dari kekuasaannya”.

Namun ketika utusan itu mengangkat pedangnya hendak membunuh, Allah melepaskan dua ekor singa dari dalam bumi dan mengejarnya. Maka utusan itu lari ketakutan sambil berteriak melemparkan pedangnya. Mendengar teriakan itu Umar terbangun, bersamaan hilangnya kedua singa tersebut. “Apa yang terjadi ?” tanya Umar pada utusan itu.
Sang utusan lalu menceritakan kejadian barusan.
Dan setelah melihat kebijakan Umar, ia makin kagum dan akhirnya menyatakan masuk Islam.

Dan diriwayatkan lagi. Pada suatu hari kota Madinah diguncang gempa hebat.
Ketika itulah Umar memukulkan genggaman tangannya ke tanah, sambil berkata :” Diamlah wahai bumi, dengan ijin Allah”.
Dan ajaib gempa itupun reda.

Beliau pun pernah menyelamatkan pasukan Islam yang tengah melintasi sebuah tebing yang sedang berada di luar jazirah Arab hanya dengan berteriak di mimbar Masjid Nabawi di Madinah, ketika sedang menampaikan khutbah Jumat.

Kemudian, karomah Umar juga ditunjukkan di Mesir.

Menurut kepercayaan penduduk Mesir waktu itu, setiap tahun air sungai Nil akan berhenti mengalir kecuali jika penduduk menggelar tradisi melemparkan seorang gadis ke dalam sungai Nil sebagai korban persembahan.
Maka pasukan Islam di bawah Amr Ibn Al-Ash yang membebaskan Mesir dan dijadikan Gubernur mengurungkan tradisi tersebut.
Tapi yang terjadi, mendadak air sungai Nil menyusut dan kelamaan airnya kering sama sekali.

Maka Amr IbnAl-Ash pun kemudian menulis surat melaporkan kepada Umar Bin Khaththab kejadian tersebut.
Maka khalifah Umar membalas surat tersebut dengan disertai secarik kertas, nota kecil. “ Apa yang kamu lakukan sudah benar, bahwa Islam telah menghapus tradisi masa lalu tersebut.
Bersama surat ini saya juga menyertakan selembar nota kecil. Lemparkan nota kecil itu ke dalam sungai Nil”.
Gubernur Mesir lalu membuka nota kecil itu .
Isinya : “ Dari hamba Allah, pemimpin kaum beriman, Umar Bin Al-Khaththab, untuk Nil, penduduk Mesir. Amma ba’du, jika engkau mengalir karena dirimu sendiri, engkau tidak usah mengalir lagi. Namun jika yang mengalirkan airmu adalah Allah, aku memohon kepada Allah, Yang Mahakuasa, agar engkau mengalir kembali”.

Maka Gubernur-pun lalu melemparkan nota kecil itu ke sungai Nil.
Kontan, pagi harinya dengan ijin Allah, air sungai Nil pun mengalir kembali dengan deras.
Dan sejak itulah tradisi buruk di kalangan penduduk sungai Nil tidak dilakukan lagi.

Simak juga :

You may like these posts