Fenomena Timnas U-19 Dan Cara Adu Penalti
Keberhasilan Timnas U-19, Garuda Muda menjuarai piala AFF 2013 merupakan salah satu prestasi yang fenomenal.
Membawa angin perubahan dan harapan baru pada persepakbolaan Indonesia.
Bahkan kini Timnas U-19 mampu melaju dengan mulus pada babak penyisihan grup di kejuaran AFC, dengan mengalahkan Laos skor telak 4-0, lalu mengkandaskan Philipina 2-0 dan akan berhadapan dengan juara bertahan Korea Selatan. Dimana pertandingan Timnas U-19 Vs Korea Selatan, dijadwalkan pada tanggal 12 Oktober 2013 ini akan berlangsung seru dan alot.
Kemenangan tersebut berhasil memompa semangat tim-tim sepak bola di negeri ini. Terbukti, Timnas U-23 juga berhasil mengatasi Turki dengan skor 7-6, juga lewat adu penalti.
Setelahnya timnas dan team divisi liga lainnya juga berhasil menang atas beberapa kesebelasan dari tim terkemuka di dunia, termasuk dari Brasil dan Inggris, meski dalam taraf uji coba. Padahal ‘ biasanya’ selalu menelan kekalahan.
Setelahnya timnas dan team divisi liga lainnya juga berhasil menang atas beberapa kesebelasan dari tim terkemuka di dunia, termasuk dari Brasil dan Inggris, meski dalam taraf uji coba. Padahal ‘ biasanya’ selalu menelan kekalahan.
Kemenangan Timnas U-19 juga membawa euforia tersendiri dalam masyarakat luas.
Beberapa lapisan masyarakat yang dulunya sama sekali tidak pernah sekalipun melihat pertandingan sepak bola, dengan kemenangan Timnas tersebut menjadi “rajin” menyaksikan laga untuk memberikan dukungan kepada timnas kesayangannya, bahkan termasuk ibu-ibu rumah tangga.
Beberapa lapisan masyarakat yang dulunya sama sekali tidak pernah sekalipun melihat pertandingan sepak bola, dengan kemenangan Timnas tersebut menjadi “rajin” menyaksikan laga untuk memberikan dukungan kepada timnas kesayangannya, bahkan termasuk ibu-ibu rumah tangga.
Timnas U-19, Garuda Muda saat itu berhasil menjadi juara setelah menyisihkan Vietnam dengan adu penalti dengan perjuangan alot dan secara dramatis.
Karena beberapa kemenangan ditentukan lewat adu penalti, akhir timbul pertanyaan dari ibu-ibu.
Sebenarnya, bagaimana menentukan adu penalti itu ?
Konon, adu penalti diusulkan pertama kali pada tahun 1970 oleh Karl Wald, seorang wasit dari Penzberg, Bavaria, Jerman.
Karl mengusulkan cara ini karena pada saat itu, apabila sebuah pertandingan berakhir dalam keadaan seri setelah melalui perpanjangan waktu maka untuk menentukan pemenang dilakukan dengan melakukan undian menggunakan koin. Karl menganggap cara ini tidak fair karena hanya bersifat sangat untung-untungan, sehingga ia mengusulkan kepada ketua persatuan sepak bola Bavaria cara lainnya untuk menentukan pemenang, adu penalti.
Awalnya usulan ini ditolak. Baru setelah dilakukan dilobi oleh tim pengusul, usulan ini akhirnya bisa diterima. Setelah diteruskan ke Persatuan Sepak Bola Jerman (DFB) maka kemudian aturan adu penalty diberlakukan juga di UEFA dan Fédération Internationale de Football Association.
Namun ada juga klaim yang menyatakan jika adu penalti pertama kali diusulkan pertama di Inggris dan juga di Israel.
Ini karena pada pelaksanaannya, cara menentukan kemenangan lewat adu penalti dilakukan pertama kali di Inggris pada tahun 1970 ketika pertandingan Watney Cup ( piala liga di Inggris ) antara Hull City dan Manchester United, yang akhirnya dimenangkan Manchester United.
Pada kejuaraan tingkat internasional cara penentuan kemenangan lewat adu penalti pertama kali dilakukan pada final Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA 1976, ketika Cekoslowakia melawan Jerman Barat.
Pada akhirnya Cekoslowakia menang dengan skor 5-3.
Adu penalti, lebih tepatnya adalah adu tendangan penalti, adalah cara yang digunakan untuk menentukan pemenang dalam sebuah pertandingan sepak bola, dimana hasil akhir pertandingan tersebut tidak boleh seri tetapi harus diakhiri dengan kemenangan atau kekalahan salah satu tim.
Pertandingan yang membutuhkan hasil seperti ini umumnya adalah pada babak semi final atau final.
Adu tendangan penalti ini baru dilakukan apabila setelah waktu pertandingan normal yang berlangsung 90 menit dan kemudian dilanjutkan dengan perpanjangan waktu 2 kali 15 menit, hasil akhir / skor masih dalam keadaan masih seri. Biasanya terjadi ketika sistem gugur.
Jika menemui situasi seperti ini, maka masing-masing tim diberi kesempatan melakukan 5 buah tendangan penalti. Dan ini adalah jumlah tendangan penalti pada kondisi normal.
Namun apabila dengan 5 buah tendangan penalti tersebut hasilnya masih saja seri, maka diberikan tendangan penalti tambahan dengan system sudent death.
Meski teknis pelaksanaannya mirip, adu tendangan penalti dilakukan mengikuti peraturan yang berbeda dari tendangan penalti.
Hasil dari adu tendangan penalti ini tidak dimasukkan dalam perhitungan skor ( jadi keadaan tetap dihitung seri).