Agar Bisa Menang Timnas U-23 Sebaiknya Menyusu Pada GUDEL
Bagi yang belum tahu, “gudel” adalah anak kerbau dalam sebutannya untuk bahasa Jawa.
Tetapi kenapa harus menyusu kepada “gudel” bukannya kepada kerbaunya ? Toh yang namanya anak kerbau, mestinya belum menghasilkan susu ?
Dalam bahasa Jawa, ada sebuah peribahasa yang sangat terkenal :
“ Kebo nyusu gudel” ( Kerbau justru menyusu kepada gudel ).
Artinya : orang tua yang malah belajar kepada anak-anak.
Dan mestinya, peribahasa ini juga berlaku pada Timnas U-23 Indonesia.
Bukan berarti mengecilkan usaha dan perjuangan para pemain dan semua jajaran pelatihnya.
Tetapi ini kenyataannya.
Timnas U-19 justru “lebih punya segalanya” jika dibandingkan dengan Timnas U-23.
Malu ?
Semestinya iya. Karena “saudara tua” semestinya harus bisa memberikan contoh dan teladan yang baik pada yuniornya. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Hanya saja jika untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, layaknya tidak malu melakukannya.
Tidak berarti tidak bangga dan tidak mau mendukung Timnas U-23, tetapi melihat penampilannya pada beberapa laga terakhirnya, justru akan lebih jengkel dan “sakit hati” ketimbang bangga.
Pada beberapa penampilan terakhirnya Timnas U-23 selalu memainkan pola permainan yang selalu menjadi kelemahan tim Indonesia pada umumnya.
Permainan yang tidak berpola, bola-bola panjang, bola-bola atas, salah umpan, bola sering hilang, kurang disiplin, permainan individu, dan jeleknya stamina.
Sehingga ketika setelah habis-habisan mencoba menyerang, turunnya males dan ogah-ogahan ( Kalau istilah sini, turunnya naik becak – santai ).
Lalu coba bandingkan dengan pola permainan Timnas U-19 ( bukan berarti karena Timnas U-19 habis juara ), amat jauh bedanya.
Pola permainan yang rapi dari kaki ke kaki ( sesuai fisik pemain Indonesia yang rata-rata “mungil” ), tenang dalam penguasan bola, lebih akurat dalam mengumpan, kerja sama antar lini yang bagus, ulet dalam penguasaan bola, disiplin dalam bertahan dan pressing, dan yang lebih mengagumkan, dibekali stamina yang prima. Bahkan sangat prima.
Ini bukan berarti pula karena lawannya dari kelas yang berbeda atau karena lawan kurang bagus. Bahkan jika lawannya bagus dan kualitasnya jauh di atas timnas U-19 hingga Timnas U-19 kalah, akan tetap bangga jika menontonnya. Permainan yang sangat pantas.
Seandainya ada waktu atau kesempatan, jika Timnas U-19 diadu tanding dengan Timnas U-23 saya yakin dan berani bertaruh ( ehh…dilarang bertaruh ) jika Timnas U-19 akan mampu menghajar Timnas U-23 habis-habisan.
Bahkan seandainya pula jika Timnas U-19 kalah-pun saya akan menganggap jika Timnas U-23 hanyalah “bejo”, hanya luck, hanya factor beruntung belaka.
Atau justru Timnas U-19 memang sengaja mengalah dengan saudara tuanya, untuk menjaga muka.
Entahlah, namanya juga bola. Dan katanya, bola itu bundar. Semua bisa terjadi.