-->

Ahok, Sejarah Baru Dalam Tata Pemerintahan DKI Jakarta

Dengan adanya penetapan resmi, bahwa Ir. Joko Widodo yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menjadi calon presiden Indonesia, maka terhitung mulai hari Senin, 2 Juni 2014, maka Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM yang akrab disapa dengan Ahok, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI resmi bertugas sebagai Pelaksana Tugas (PLt) Gubernur DKI.Ini merupakan Sejarah Baru Dalam Tata Pemerintahan DKI Jakarta


Senin ini, Ahok sendiri sudah terlihat tiba di Balaikota DKI sejak pukul 07.30 WIB dengan kemeja batik warna cokelat. Memimpin Rapim bersama para SKPD yang dimulai pada 08.30 WIB.
Terlihat juga beberapa SKPD hadir dalam Rapim tersebut, diantaranya, Kepala Dinas Perumahan DKI , Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi dan Kepala Dinas Kebersihan.
Sebagaimana dikutip dari baranews.co, dalam wawancaranya Ahok mengaku tidak banyak ada perubahan sepeninggal Gubernur Jokowi.
"Sama saja, dari awal kan juga bareng (dengan Jokowi). Berubahnya cuma tandatangannya aja tambah banyak. Kalau dulu kan nggak tanda tangan, cuma paraf saja," ujar Ahok sesaat sebelum memulai Rapim dimulai.
Ahok juga mengaku tidak akan pindah rumah ke rumah Gubernur DKI, meski statusnya kini sebagai PLt Gubernur.

Naiknya Ahok sebagai Plt Gubernur DKI boleh dikata sebagai sebuah sejarah baru dalam tata pemerintahan Propinsi DKI Jakarta

. Sebab sepanjang sejarah perjalanannya, belum pernah ada Gubernur DKI Jakarta yang “putus” di tengah jalan karena mencalonkan Presiden, sehingga wakil gubernurnya “naik”, menggantikan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Naiknya Ahok, dikatakan sebagai sejarah baru untuk pemerintahan DKI Jakarta, sebab sebelumnya, belum pernah ada seorang warga Indonesia yang merupakan keturunan etnis Tionghoa yang menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Ahok juga merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur, yang populer sebutan masyarakat setempat dengan singkatan Kabupaten Beltim. ( sumber : wikipedia ).

Sebelumnya, Ahok sebenarnya juga pernah maju mencalonkan diri sebagai kandidat calon Gubernur pada pilkada Gubernur Babel tahun 2007, namun akhirnya dikalahkan oleh Eko Maulana Ali dalam pemilihan tersebut.

Sedikit mengintip perjalanan karir Ahok sebelum menjadi Plt. Gubernur DKI Jakarta.

Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM ( nama Tionghoanya: Zhōng Wànxié / 鍾萬勰) lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966, dikenal dengan nama panggilan Hakka Ahok.
Ahok adalah putra pertama dari Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw). Keluarganya adalah keturunan Tionghoa-Indonesia dari suku Hakka (Kejia).
Ahok menikah dengan Veronica, wanita kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas Sean Purnama, Nathania, dan Daud Albeenner.

Ahok menghabiskan masa kecilnya di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, sampai menamatkan pendidikan sekolah menengah tingkat pertama.
Sebab setelah itu ia melanjutkan sekolahnya di Jakarta.
Setamat SMA, Ahok masuk ke jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Insinyur pada tahun 1990.
Lalu mendapatkan gelar master Manajemen ( magister ) pada Tahun 1994 dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.

Setelah itu, Ahok awalnya terjun di dunia bisnis. Sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada pada tahun 1992. Lalu tahun 1995 Ahok keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dan mendirikan sebuah pabrik pengolahan pasir kuarsa di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Yang kemudian menjadi cikal bakal tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Bahkan akhir tahun 2004, Ahok berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter (pengolahan dan pemurnian bijih timah) di KIAK.

Namun pada tahun itu pulalah Ahok mulai terjun ke dunia politik Indonesia.
Pada pelaksanaan pemilu 2004, Ahok mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota legislatif DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009, melalui Partai PIB.
Pada tahun 2005, berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
Ahok yang merupakan wakil dari suara Partai Bulan Bintang (PBB) berhasil menang dalam Pilkada tersebut dan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama.

Ahok mengundurkan diri pada 11 Desember 2006 karena akan maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007.
Dan dalam pilkada Gubernur Babel tahun 2007, Basuki mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur, namun akhirnya kalah.
Pada periode 2009-2014, Ahok merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Namun karena mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012, ia mengundurkan diri dari jabatannya di Komisi II tersebut.
Dan pada tahun 2012 itu pula, Ahok berpasangan dengan Joko Widodo berhasil menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai politikus dari etnis keturunan Tionghoa, Ahok sendiri memiliki banyak penghargaan.
Diantaranya, Ahok memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, pada tanggal 1 Februari 2007.
Ahok dinobatkan sebagai salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia, yang dipilih oleh Tempo.
Ahok juga mendapat gelar Tokoh Kontroversial dari Anugerah Seputar Indonesia (ASI) pada tahun 2013.

Dan dengan naiknya Ahok menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta, ini merupakan Sejarah Baru Dalam Tata Pemerintahan DKI Jakarta.

Lihat yang ini tidak kalah "menariknya" :

You may like these posts