-->

Pertama Di Dunia, Publik Minta Kenaikan Harga Untuk Museum Satu Satunya Di Dunia Dengan Harga Karcis Termurah Di Dunia

Peristiwa unik yang satu ini, jika sampai terdengar oleh Museum Rekor Indonesia atau MURI, bisa jadi menjadi salah satu catatan dari sekian banyak catatan rekornya.
Sebab peristiwa yang di luar kelaziman umum ini, bisa jadi merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi di Indonesia atau bahkan di dunia.
Betapa tidak ?

Jika masyarakat umum biasanya akan selalu merasa senang – bahkan terkadang menuntut – agar harga-harga jangan dinaikkan ( mintanya diturunkan ), yang terjadi di Kudus ini malah sebaliknya. Publik atau masyarakat umum malah minta kenaikan harga !

Fenomena yang terdengar cukup aneh ini memang terjadi pada Museum Kretek Kudus.
Museum yang mengabadikan secara lengkap mulai awal mula dan perkembangan industri kretek di Indonesia yang terletak di desa Getas Pejaten Kecamatan Jati ini, sebenarnya boleh dikatakan sebagai museum sejenis ini yang hanya satu-satunya di Indonesia, bahkan satu-satunya di dunia.



Meski menyandang catatan sebagai museum satu-satunya ( di dunia ), namun anehnya tarif atau karcis tanda masuk untuk menjelajahi segala isi dari museum kretek ini bisa jadi merupakan tarif tanda masuk yang paling murah se dunia.
Betapa tidak, untuk bisa masuk ke dalam museum kretek yang unik ini pengunjung hanya ditarik ongkos sebesar Rp.1500 saja. Ulangi 1500 rupiah !

Bayangkan, betapa murahnya harga karcis tanda masuk tersebut, yang bahkan untuk membayar parkir mobil saja sudah tidak bisa, bahkan mungkin untuk parkir sepeda motor ( sebab di beberapa tempat tarif parkir sepeda motor saat ini adalah Rp.2000 ).
Padahal di dalam museum kretek ini tersimpan dan diabadikan perjalanan sejarah rokok kretek di Indonesia yang menurut para pengunjung sangat unik.
Sebab selain disajikan gambar-gambar, diaroma, juga ditampilkan alat-alat tradisional yang digunakan pada jaman dulu untuk membuat produk khas Indonesia.
Termasuk juga patung Nitisemito yang dianggap sebagai pioner dan taipan produk ini di masa lalu. Yang uniknya, patung Nitisemito ini diposisikan sedang menengok di sebuah jendela.
Bisa dibayangkan pula, dengan tarif “sebesar” itu, mana bisa museum satu-satunya ini bisa bersaing dan berkembang. Yang bahkan untuk bertahan saja, senin-kamis.

Untungnya, para pengunjung dan wisatatawan juga cukup tanggap dan arif tentang hal ini.
Mereka justru minta agar tarif tanda masuk museum kretek ini bisa dinaikkan.
Sehingga bisa jadi pula, fenomena ini merupakan hal yang pertama kali terjadi di Indonesia ( atau bahkan di dunia ? ).

Karena itu pengelola museum kretek ini menyambut baik “tuntutan” para pengunjung ini.
Tarif tanda masuk museum kretek diusulkan untuk segera dinaikkan. Yang menurut informasinya, rencana kenaikan tarif tanda masuk museum kretek ini telah diajukan dan tengah digodok oleh DPRD setempat.
Rencananya tarif tanda masuk tersebut akan dinaikkan “sebesar” Rp. 500 dan Rp.3000, dengan rincian :
- Dari Rp.1500 menjadi Rp. 2000 pada hari biasa
- Dan dari Rp.1500 menjadi Rp. 3000 pada hari libur dan hari besar

Dengan kenaikan tersebut – seandainya disetujui dan ditetapkan – itupun masih merupakan tarif tanda masuk museum yang paling murah se Indonesia ( bahkan dunia ).
Jadi seandainya Museum Rekor Indonesia ( MURI ) mendengar dan mengetahui hal ini, mestinya bisa dicatat dan dimasukkan ke dalam rekornya.

Pertama dan satu-satunya di Indonesia, pengunjung justru minta kenaikan harga untuk museum satu-satunya di dunia dengan harga tarif tanda masuk termurah di dunia pula !


Lihat juga :

You may like these posts