-->

Mengenal Berbagai Macam Jenis Bisa Ular Yang Berbahaya


Sebagaimana diketahui, saat ini di seluruh dunia ada 5000 macam jenis ular. Dari jumlah tersebut 1800 jenisnya merupakan ular yang berbisa
Sedangkan di Indonesia macam jenis ular yang ada “hanya” berjumlah 400. Dan dari 400 jenis ular yang ada di Indonesia, hanya 110 jenis yang termasuk ular berbisa. 
Itupun hanya sekitar 35 jenis ular berbisa yang hidup di darat. 
Dan jika diurai lagi, ke 35 jenis ular yang berbisa tersebut, kekuatan bisanya-pun berbeda-beda kekuatan dan bahayanya. 
Ada yang “hanya” menimbulkan rasa nyeri, bengkak, sesak nafas sampai lemas. Namun ada juga yang termasuk golongan mematikan. 

Sebagai contoh untuk ular berbisa di Indonesia, misalnya ular Gibuk. 
Meski ular yang memiliki penampilan kusam tidak menarik dan termasuk ular langka ini, tidak sepopuler ular Cobra, namun bisa dari ular Gibuk ini tidak kalah keras dan ganasnya. 

Ada banyak cara untuk membedakan jenis ular yang berbisa
Salah satunya yang cukup mudah adalah dengan melihat dan memperhatikan bentuk kepalanya. Pada umumnya jenis ular yang berbisa memiliki kepala yang berbentuk segitiga. 
Bentuk yang sedemikian rupa dikarenakan ular berbisa harus memproduksi dan menyimpan bisanya pada kelenjar bisa yang terletak pada rahang, sehingga rahang dari ular berbisa akan terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan rahang ular yang tidak berbisa. 
Kemudian main meruncing menuju bagian mulut, sehingga bentuknya seperti segitiga. Dan semakin kentara bentuk besegitiga pada kepala, makin kuat. 

Sebaiknya simak juga : 

Secara garis besar, dari sekian banyak ular berbisa berbahaya yang ada, bisa atau racunnya dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : 
1. Bisa atau racun Hemotoksin 
2. Bisa atau racun Neurotoksin 
3. Bisa atau racun Nyotoksin. 

1. Bisa atau racun Hemotoksin 
Bisa atau racun Hemotoksin bersifat menggumpalkan darah. Jika seseorang terkena bisa atau racun ini maka darahnya akan menggumpal sehingga tidak bisa mengalir di dalam tubuh. Hal inilah yang kemudian merusak bagian tubuh yang tergigit. Kulit biasanya akan membengkak dan menjadi hitam. Ular yang memiliki racun jenis ini misalnya adalah ular tanah. 

2. Bisa atau racun Neurotoksin 
Bisa atau racun Neurotoksin bersifat akan merusak jaringan pernafasan. Ketika seseorang terkena racun ini, dalam selang waktu sekitar 1 jam akan bereaksi menimbulkan sesak nafas. 

3. Bisa atau racun Nyotoksin 
Sedangkan bisa atau racun Nyotoksin bersifat mampu merusak jaringan otot. Bisa atau racun Nyototoksin ini bersifat sangat keras. Jika seseorang terkena bisa atau racun ini maka, darahnya akan membeku. Jaringan otot dan daging juga dapat copot berguguran. Dan jika tidak mendapat pertolongan dengan sangat segera, korban umumnya akan meninggal. “Untungnya” ular yang memiliki bisa atau racun Nyototoksin ini kebanyakan adalah ular yang hidupnya di laut. Ular laut ini biasanya tidak akan menggigit saat ia berenang. Umumnya ular jenis ini akan menggigit saat ia naik ke darat, yaitu saat bertelur di bebatuan karang. 

Bisa atau racun ular sendiri dihasilkan saat terjadi perubahan dari kelenjar ludah. Kelenjar ludah bereaksi dengan enzim yang ada pada ular sehingga menjadi bisa atau racun yang tersimpan pada kelenjar bisa di bagian rahang ular. 

Dan jika diurai lebih lanjut, dari semua jenis bisa ular secara garis memiliki kandungan utama, sebagai berikut : 
1. Nukleotidasa 
2. Nikotinamidenin 
3. Dinokleotidasa 
4. Ribonukleasa 
5. Asam dua amino 
6. Protease dan lainnya. 

Dengan mempertimbangkan kandungan tersebut, bisa ular terkadang juga dimanfaatkan dalam dunia medis. 
Bahkan beberapa metode perawatan kecantikan juga menggunakan bisa ular sebagai salah satu sarananya.