-->

Sejarah Pembuatan Pesawat Terbang Ternyata Selalu Diwarnai Dengan Tumbal Nyawa Manusia

Pesawat terbang yang saat ini menjadi salah satu moda transportasi yang banyak digunakan, ternyata memiliki sejarah yang cukup kelam. Menurut catatan sejarah, penemuan dan pembuatan pesawat terbang ternyata selalu diwarnai dengan tumbal nyawa manusia.

Beberapa waktu lalu, cukup santer adanya pemberitaan tentang terjadinya kecelakaan dan korban pesawat terbang.
Bila ditelusur lebih jauh, hal tersebut sebenarnya merupakan bagian kecil dari ‘tumbal’ korban nyawa manusia, dalam usahanya untuk bisa terbang di angkasa.

Korban manusia pertama yang tercatat dalam sejarah penerbangan adalah Saraceen dari Konstantinopel. Saraceen membuat sebuah baju yang sangat besar, lengkap dengan bilah-bilah bambu yang menyerupai kipas. Lalu terjun dari sebuah gedung.

Hasilnya.
Bisa ditebak.
Meski sempat melayang beberapa saat, ia kehilangan keseimbangan dan tewas setelah mencium tanah.

Beberapa tahun setelah Leonardo Da Vinci merancang pesawat terbangnya, John Damian dari Skotlandia membuat sepasang sayap yang ditempeli bulu-bulu.
Kemudian ia melompat dari tembok istana yang tinggi.
Bukannya terbang, ia malah langsung ‘nyungsep’ ke bawah dan terluka.
Katanya ;” Kekhilafan saya adalah karena saya memakai bulu ayam, seekor binatang tanah. Seharusnya, saya memilih bulu burung rajawali”.

Setelah ditemukan balon udara, orang mulai berfikir untuk mengangkasa menggunakan balon yang berisi zat yang lebih ringan dari udara. Tanggal 17 Juni 1785 Pilatre de Rozier dan Romain berangkat dengan balon Hidrogen dari Paris menuju Inggris.
Untuk menambah daya angkat balon, mereka menggunakan sebuah alat pemanas di bawahnya.

Sebuah keputusan yang fatal !
Mereka lupa bahwa Hidrogen mudah sekali terbakar.
Tak heran saat berada di atas Pantai Boulogne, terjadi kebakaran yang menewaskan mereka.

Tahun 1852 Letur dari Prancis membuat sebuah payung udara yang diberi sepasang sayap serta sebuah kemudi. Disangkanya, gabungan antara pesawat luncur dan payung udara bisa disetir manakala turun melayang dari tempat tinggi.
Nyatanya, Letur tewas setelah mencoba meluncur dari sebuah menara.

Pengorbanan tak saja menimpa mereka yang melakukan percobaan , tapi juga yang mempunyai ide. Alphonse Penaud, salah seorang peletak dasar penerbangan Prancis, sebenarnya telah berhasil membuat pesawat model yang mirip dengan prinsip pesawat terbang modern.

Sayangnya, idenya mendahului zamannya sehingga ia dianggap sebagai pengkhayal dan diejek lingkungannya, sehingga akhirnya ia malah bunuh diri pada tahun 1880.
Lalu John J Montgomery membuat Ornithopter ( pesawat sayap burung ) dan berhasil baik melakukan percobaan di pegunungan California. Sayang tahun 1911 ia tewas dalam salah satu percobaannya.

Dari Jerman lalu muncul Otto Lilienthal, yang mencoba memasang mesin pada modelnya,yang awalnya berakhir dengan baik.
Hanya saja pada 9 Agustus 1896 ia tewas ketika memasang motor pada pesawatnya, menukik dari ketinggian 15 meter.

Upaya ini kemudian diteruskan salah seorang muridnya Parcy Sinclair Pilcher, namun mantan opsir AL Inggris. Meski mendapat kemajuan berhasil meluncur sepanjang 250 meter, nasibnya sama, tewas.
Upaya terbang ini lalu merembet ke bentuk lainnya, dari pesawat terbang, helicopter hingga balon udara. Jerman memperoleh kemajuan besar lewat Graf Ferdinand Von Zeppelin dengan balon udaranya yang terkenal.

Sampai akhirnya muncul Wright bersaudara yang meletakkan dan membuat pesawat terbang seperti saat ini.
Simak juga :

You may like these posts