-->

Cara Agar Sholat Menjadi Khusu’

Bagaimana cara sholat yang khusu’ ? Sholat yang khusu’ adalah sangat mudah jika hanya diucapkan dan di-teorikan.

Namun kenyataannya sangat sulit untuk dilaksanakan.
Islam sendiri telah banyak mengajarkan, baik melalui Al Qur’an ataupun hadist nabi metode dan cara-cara untuk memperoleh sholat yang khusu’.
Hanya saja – sekali lagi – memang banyak sekali factor penghambat dan penggodanya.

Agar sholat menjadi khusu’ setidaknya ada 2 faktor penghambat dan penggoda yang harus di atasi.

● Faktor penghambat internal
Ini berasal dari diri sendiri dan ini merupakan factor penghambat yang tersulit.
Harus diakui jika problem dan permasalahan kehidupan sangat sulit untuk “diletakkan” begitu saja, meski sejenak. Dan ini seringkali masih terbawa, bahkan ketika telah berdiri menghadap sholat.
● Faktor godaan eksternal
Apapun dan bagaimanapun keadaan dan kondisinya, setan tidak akan pernah berhenti dari pekerjaannya. Bahkan ketika kita akan dan sedang sholat.
Setan akan terus membujuk dan menggoda.


Adanya 2 faktor ini akan terasa berat untuk di atasi oleh awam. Kecuali orang yang benar-benar ikhlas. Untuk itu bagi awam untuk memperoleh sholat yang khusu’ memang harus perlu ketetapan hati dan latihan-latihan.

Mengingat sulitnya mengatasi kedua hal tersebut di atas, maka tentu saja artikel ini tidak ( tidak berani ) dimaksudkan untuk mengajari, tetapi hanya sekedar berbagi.

Berdasarkan apa yang telah diajarkan dalam Al Qur’an dan hadist nabi, saya yakin banyak sekali penjabaran tentang metode dan cara yang diberikan oleh para ulama, kiai atau ustad untuk memperoleh sholat yang khusu’.
Dan tentu saja semua itu boleh dan dapat dilakukan sesuai kemauan dan kemampuan.

Hanya saja, ada pengalaman yang cukup menarik ketika suatu ketika menemukan sebuah e-book yang membahas tentang cara memperoleh sholat yang khusu’, yang diajarkan oleh ustad Abu Sangkan.
Ketika mencoba mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Abu Sangkan, meskipun belum 100 persen mendapatkan sholat yang khusu’ seperti yang diharapkan, hasilnya cukup menggembirakan. Ada beberapa perubahan.
Dan sholat bisa menjadi “sedikit” lebih khusu’ jika dibandingkan dari sebelumnya.

Dari apa yang diajarkan oleh Ustad Abu Sangkan, ada satu kata kunci yang dapat saya coba simpulkan guna memperoleh sholat yang khusu’ : TUMA’NINAH. Kata dan metode “Tuma’ninah” ini jika mau menelusuri sebenarnya sudah diajarkan pula oleh Qu’ran atau nabi.

Hanya saja disini Ustad Abu Sangkan mampu menjabarkannya sedemikian rupa sehingga menjadi lebih sederhana, lebih mudah dipahami dan lebih mudah dipraktekkan, oleh awam. Dan yang menjadi lebih menarik lagi pada metode yang diajarkan oleh beliau ini adalah metode ( yang menurut saya ) adalah “ tidak biasa”.

Pada umumnya, untuk memperoleh sholat yang khusu’ kita diajarkan agar bisa dan mampu “meletakkan” sejenak beban hidup yang ada di pikiran dan apa yang sedang kita pikirkan. Dan juga diajarkan agar “seharusnya” kita benar-benar memahami apa yang kita ucapkan ( lafalkan ) ketika sedang sholat. Tapi tidak demikian dengan apa yang diajarkan oleh ustad Abu Sangkan.

Belia justru mengajarkan agar tidak terlalu risau dengan timbulnya “lintasan pikiran<” dan tidak terlalu mempermasahkan terhadap bacaan. ( bukan berarti boleh membaca dengan asal-asalan dan tidak mau berusaha mengerti artinya, tetapi belia mengatakan – istilahnya – bacaan bukan panglima ).

Beliau mendasarkan hal tersebut dengan mencotohkan, bahwa nabi-pun pernah mengalami “lintasan pikiran” ketika sedang sholat, tetapi sholat nabi tetap saja khusu’.

Untuk memperoleh sholat yang khusu’ ( ala pengajaran Abu Sangkan ) dapat saya coba simpulkan dan sarikan langkah-langkahnya berupa kata kuncinya sebagai berikut :

Sadar diri dan dzikir
Ini yang pertama dan utama. Disini diajarkan agar manusia menyadari siapa dirinya dan apa tugasnya. Dan dari situ diajarkan untuk “ menerima” dan mengingat-Nya dengan dzikir sebanyak yang bisa.
Pasrah
Disini diajarkan agar pasrah, ikhlas dan rela terhadap semua ketentuan yang telah, sedang dan akan diterima.
Tuma’ninah.
Menurut saya, ini adalah INTI praktek dari apa yang diajarkan oleh Abu Sangkan. Apa yang saya tangkap dari ajaran Abu sangkan, kita diajarkan mencapai “ Tuma’ninah dengan gerakan”. Diajarkan agar benar-benar “ menikmati” gerakan shalat sehingga mendapat ketenangan. Artinya, setiap melakukan gerakan sholat “diharuskan” untuk selalu berhenti sebentar, sehingga gerakan tersebut sempurna dan semua tubuh menjadi rileks, sehingga mendapat ketenangan ( kekhusu’-an ).
Latihan
Semua itu harus dilakukan secara bertahap, tidak boleh meloncat-loncat dan dengan latihan yang berulang. Seperti yang disampaikan di atas, ketika mencoba mempraktekkan, cara Abu Sangkan ini cukup berhasil untuk saya.

Bukan berarti mengatakan bahwa sholat saya sudah khusu’ tetapi dengan cara tersebut sholat saya mengalami cukup banyak perubahan. Dan bisa jadi cara ini juga berlaku dan bermanfaat bagi anda. Bila mau mencoba.

Semoga berguna.

Nb :

Jika mau tatacara lengkapnya anda bisa melihat dan membaca di e-booknya, Sholat Khusu’ Itu Mudah, oleh Abu Sangkan.

Coba saja anda mencarinya.

Atau jika tertarik dengan beberapa tips haji ada pada link berikut :
> Cara Mengecheck Tahun Keberangkatan Haji
> Tips Menata Bekal Bawaan Haji