-->

Tips Menjalankan Puasa Untuk Penderita Diabetes

Diabetes bisa dikatakan sebagai penyakit yang tergolong berat dan gampang-gampang susah.
Makanya pada bulan puasa Ramadlan seperti ini pada umumnya banyak para penderita diabetes terpaksa harus absen dalam menunaikan ibadah puasa.

Meski tidak berlaku untuk seluruhnya, tetapi bagi penderita diabetes yang sedang dalam keadaan tertentu seperti di bawah ini, memang sebaiknya dianjurkan untuk tidak berpuasa dulu :

1. Penderita yang sedang dan masih bergantung pada terapi insulin
2. Ibu yang sedang dalam keadaan hamil dan menyusui dengan diabetes.
3. Anak-anak penderita diabetes
4. Penderita diabetes yang mengalami komplikasi seperti dengan hipertensi, jantung, gagal ginjal, dsb
5. Penderita diabetes yang mengalami peradangan berulang
6. Penderita pernah mengalami serangan diabetes lebih dari dua kali
7. Kondisi gula darahnya sedang dalam kondisi yang tidak terkendali
8. Penderita yang mempunyai resiko peningkatan zat keton secara berlebihan.

Bagi penderita yang sedang dalam kondisi di atas sebaiknya untuk sementara tidak berpuasa dulu sampai kondisi memungkinkan atau dengan mengganti membayar fidyah. Namun jika kondisi penderita tidak seperti di atas dan memang masih mampu untuk berpuasa, tetap harus melakukan ibadah puasa secara hati-hati.

Dan sebagaimana artikel sebelumnya tentang cara praktis agar tetap bugar selama berpuasa, penderita yang akan menjalani ibadah puasa sebaiknya juga berpedoman pada tips menjalankan puasa untuk penderita diabetes berikut :

1. Pastikan kondisi kesehatan tubuh terlebih dulu.

Artinya sebelumnya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter yang menangani penderita. Dan atau jika perlu minta ke dokter terapi khusus untuk penderita diabetes yang menjalankan ibadah puasa.

2. Perhatikan dan kontrol agar gula darah tidak melonjak.

Dalam hal ini yang perlu diwaspadai adalah kondisi dimana kadar gula darah yang terlalu tinggi ( hiperglikemia ) atau kondisi kadar gula darah yang terlalu rendah ( hipoglikemia ), karena keduanya tidak bagus bagi penderita,.
Juga kondisi khusus lain seperti : ketoasidosis ( darah yang menjadi asam ), dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh , biasanya ditandai rasa haus yang berlebihan ), sehingga dapat terjadi pembekuan di pembuluh darah ( thrombosis ).
Penderita diabetes harus segera berbuka jika ternyata kadar gula darah turun hingga ≤ 60 mg/ dl atau kadar gula darah terlalu tinggi ≥ 300 mg/dl.
Dan juga sebaiknya langsung berbuka jika kadar gula darah turun menjadi 70 mg/dl pada beberapa jam pertama, utamanya untuk penderita yang mengkonsumsi insulin, sulfonylurea atau glinid ketika makan sahur.

3. Kontrol gula darah sebaiknya dilakukan 2 – 3 jam setelah makan sahur dan 2 – 3 jam setelah berbuka puasa.

Yaitu dengan mengurangi konsumsi gula dan memperbanyak konsumsi serat, missal sayuran atau buahan. Sangat dianjurkan bagi penderita untuk mengkonsumsi sumber karbohidrat yang seimbang, sumber protein yang rendah, serta konsumsi lemak dalam jumlah yang dibatasi. Pilihan kalori sebaiknya dibagi : 50 saat berbuka, 10 setelah tarawih dan 40 % saat sahur. Makanan sebaiknya dimasak, dikukus atau direbus. Hindari gorengan, makanan siap saji atau makanan yang diawetkan. Terlebih makanan yang mengandung gula murni, gula jawa, es krim , susu kental, cake, atau kue manis.

5. Penderita sangat dianjurkan memperbanyak minum air putih pada malam harinya.

6. Usahakan makan sahur pada waktu paling akhir untuk menjaga kadar gula darah lebih stabil.

7. Hindari kegiatan fisik yang berlebihan, karena dapat menyebabkan hipoglikemia dan dehidrasi.

Jika berolah raga, pilihlah olah raga ringan saja.
Jika penderita bersungguh –sungguh dan disiplin melakukannya, insya Allah tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman.
Selamat mencoba.