-->

Strategi Pemasaran Cerdas : Berapa Harga Secangkir Kopi Gratis ?

Mungkin ada yang berkata, “lho yang namanya gratis, tentu saja tidak bayar”.
Lagian, berapa sih harga secangkir kopi ?
Paling beberapa ribu rupiah kalau belinya di warung kopi. Atau beberapa puluh ribu rupiah jika belinya di kafe atau restoran yang cukup elit.
Kok disebut strategi pemasaran cerdas ?”


Memang benar, yang namanya “gratis” pasti tidak membayar. Tetapi yang namanya gratis belum tentu tidak mengeluarkan uang.
Dan jangan salah pula, harga secangkir kopi memang bisa berharga berapa saja.
Bisa hanya ribuan rupiah saja jika belinya di warung kopi. Tetapi jika yang “disruput” secangkir kopi yang termasuk termahal di dunia, harganya bisa jutaan rupiah.
Tidak percaya, coba lihat yang di bawah ini :

Dan memang benar, memberikan secangkir kopi gratis memang sebuah strategi pemasaran yang cerdas. Sangat cerdas bahkan.

Begini ceritanya.

Beberapa tahun belakangan, salah satu pabrik kacang terkenal yang logonya berupa binatang kelinci memiliki sebuah “kebiasan” baru yang lain dari yang lain, dibandingkan sebuah “kebiasaan” pabrik lainnya.
Yaitu, mereka menyediakan sebuah tempat istirahat bagi para pemudik menjelang lebaran.
Dimana para pemudik yang masuk dan beristirahat di tempat tersebut akan diberi “jaminan” gratis, biasanya secangkir kopi gratis.


Uniknya berbeda dengan tempat istirahat atau rest area atau pos-pos pemudik yang marak didirikan di pinggir-pinggir jalan, tempat istirahat yang disediakan pabrik – tepatnya perusahaan ini – adalah rumah makan.
Demikian pula untuk lebaran tahun ini.
Perusahaan berlogo kelinci ini “mengundang” para pemudik yang ingin melepas lelah di sebuah rumah makan, dan memberikan kopi gratis kepada mereka.
Begitu sampai perbatasan kota Kudus – Pati dan memasuki kota Pati terpampang jelas baner-baner mencolok besar di tepi jalan, sebagai undangan untuk menikmati kopi gratis.

Dan disinilah letak cerdasnya strategi pemasaran perusahaan ini. Sebab rumah makan tersebut adalah milik perusahaan itu sendiri. Yang sengaja dibuat di dalam lokasi pabrik, tepatnya berada persis di sebelah kanan pintu masuk perusahaan.
Dan tidak hanya itu, sebelum sampai di dalam rumah makan, pemudik / pengunjung dipaksa harus melewati sebuah stand pamer yang khusus memajang aneka ragam produk perusahaan tersebut, yang sengaja ditempatkan di mulut pintu masuk rumah makan.

Jadi ketika ada para pemudik kelelahan yang berniat mencari tempat istirahat dan masuk ke rumah makan ini, nantinya memang akan disajikan secangkir kopi gratis. Dan memang benar-benar gratis.
Namun anda bisa menduga, bahwa ketika menikmati secangkir kopi biasanya tentu akan ditemani dengan sekedar camilan atau bahkan makan besar.

Hasilnya, kopinya memang gratis alias tidak membayar, tetapi para pemudik / pengunjung pada akhirnya tetap mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar makanan ringan atau berat yang disantapnya. Sedangkan, harga makanan di rumah makan perusahaan berlogo kelinci ini bisa dibilang jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan rumah makan atau bahkan restoran yang ada di wilayah tersebut.
Harga kopi gratisnya mungkin tidak seberapa, namun harga makanannya yang luar biasa.

Dan ketika para pemudik selesai dan ingin melanjutkan perjalanannya, maka mereka akan kembali digoda untuk masuk ke stan pamer produk mereka yang ada persis di mulut pintu masuk-keluar.
Ada yang hanya sekedar melihat-lihat. Tetapi kebanyakan para pemudik kemudian membeli makanan ringan atau cemilan di stan pamer mereka.
Sebab ketika perjalanan mudik masih panjang, pemudik biasanya butuh membutuhkan cemilan agar membuat mereka tetap terjaga.
Bahkan beberapa diantaranya memborong aneka macam makana ringan untuk oleh-oleh sanak keluarga di kampung halaman.


Jadi sekali lagi, harga secangkir kopi gratis memang tidak sebarapa. Tetapi harga makanan dan atau cemilan yang diborongnya bisa menjadi luar biasa.

Itulah mengapa sebuah cangkir kopi gratis disebut sebagai sebuah strategi pemasaran yang sangat cerdas. Bahkan ketika para pengunjung atau pemudik yang beristirahat tersebut tidak membeli apa-apa.

Setidaknya produk-produk mereka lebih dikenal luas tanpa anggaran promosi yang luar biasa besarnya.

Lihat juga :

You may like these posts