Cewek ISIS di Medsos Jadikan Barat Gerah
Sepak terjang ISIS dari hari ke hari dianggap semakin mengkhawatirkan, khususnya bagi negara-negara Barat. Tidak hanya karena aksi-aksi militernya, dan tindakan dalam mengeksekusi para tawanannya, namun juga pada serpak terjang para pemudinya.
Dikabarkan, pada saat ini semakin banyak wanita-wanita muda dari ISIS yang menghabiskan waktu di internet, terutama di medsos ( media sosial ).
Apakah mereka sekarang ikut asyik nge-tweet atau FB-kan ?
Bukan !
Para wanita muda ISIS ini mulai marak di medsos untuk aktif menyebarkan pemahaman mereka tentang kehidupan 'khalifah' baru.
Mereka memandang bahwa masa depan keagamaan dan rasa memiliki dapat dipenuhi oleh penduduk dari bagian dunia yang lain.
Dengan keaktifan para pemudi ISIS di dunia maya seeperti ini, pesan-pesan mereka “dapat didengar” oleh semakin banyak generasi muda di Eropa, baik pria maupun wanita.
Pengamat melihat bahwa cukup sulit untuk mengetahui secara pasti seberapa banyak mereka, namun akun di media sosial mengisyaratkan jumlahnya cukup berarti.
Pengamat juga melihat bahwa apa yang dilakukan oleh ISIS ini merupakan sebuah langkah yang berbeda. Sebab apabila diperbandingkan dengan Al qaedah, misalnya, Al Qaedah tidak melakukan dan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan faham mereka dan menarik simpatisan baru dari Negara-negara Eropa.
Karena itulah dalam sebuah Laporan yang berjudul Becoming Mulan menemukan bahwa keinginan menciptakan 'rumah' baru, menjadi daya tarik bagi wanita, bahkan sebagian dari wanita ini juga menyatakan keinginannya untuk ikut berperang.
Judul laporan tersebut dikabarkan dibuat dengan mengutip pesan seorang anak perempuan yang menuliskan tweet tentang keinginannya menjadi pejuang dengan mengunjungi Suriah.
Tidak hanya wanita, sebagian pemuda Eropa kemudian malah secara langsung menerjunkan diri sebagai simpatisan aktif atau malah menjadi anggota ISIS.
Dalam sebuah kajian yang dilakukan oleh Institute for Strategic Dialogue, diperkirakan ada sekitar 3.000 warga Eropa Barat yang mengunjungi Suriah dan Irak, dengan sekitar 500 orang diantaranya adalah wanita.
Bahkan dilaporkan, pada saat ini, pemuda-pemuda Eropa ( termasuk dari Amerika ) yang telah menerjunkan diri menjadi “legiun asing” pejuang ISIS, telah mencapai sebanyak 20.000 orang.
Karena itu negara dan media barat pantas untuk menjadi gerah.
Sebagaimana dikutip dari laman BBC, Ross Frenett, salah seorang penulis laporan tersebut mengatakan :
"Kami memandang ini menarik karena acuan budaya pertamanya adalah sebuah film buatan Disney, menarik karena orang-orang ini warga Barat, tetapi pada saat yang sama mereka membenci masyarakat Barat,".
Sedangkan oleh wartawan BBC, James Longman, dilaporkan :
Pesan mereka di media sosial dan bahasa Inggris sehari-hari yang diwarnai peristilahan agama kadang tidak selalu tepat dan tidak sesuai dengan usia mereka,
Seringkali kata-kata yang dipakai berbentuk penghasutan serta memutarbalik pemahaman tentang peristiwa saat ini dan catatan sejarah”.
Lihat juga :