-->

Apa Yang Dimaksud Dengan Wali ? Ini, Rahasia Para Wali

Di Indonesia – khususnya Jawa – sangat akrab dengan sebutan kata “wali”. Sehingga di Jawa dikenal nama Wali Songo atau Wali Sembilan, yaitu para ulama ( Sunan ) yang jumlahnya 9 orang, yang dikenal sebagai pelopor penyebaran Agama Islam di tanah Jawa.

Dan dalam pemahaman masyarakat awam, seseorang yang telah menyandang predikat “wali” adalah seseorang yang ( mempunyai kesaktian ) luar biasa.


Ibaratnya, hal-hal yang di luar akal pun bisa dilakukannya.
Tapi, memang benarkah demikian ?

Apa yang dimaksud dengan “wali” ?

Dan apa kriteria-nya sehingga seseorang bisa disebut sebagai wali ?
Bila ditelusuri asal muasalnya, kata “Wali” berasal dari akar kata waliya-yawla, yang berarti “ dekat dengan sesuatu”.
Al-Waliyyu adalah orang yang memiliki kedekatan dengan Allah atau orang yang disayang Allah.
Demikian pula kata waliy, memiliki dua pengertian.
Bisa berarti sebagai “ orang yang mencintai Allah” atau bahkan ‘ orang yang mencintai dan dicintai Allah sekaligus”.

Menurut Imam Al-Qusyairi, “waliy”, memiliki 2 pengertian :

Pengertian Pertama
Orang yang sekuat tenaga berusaha menjaga hatinya agar tetap hanya bergantung kepada Allah dan terus menerus melakukan ketaatan tanpa diselingi kedurhakaan. Orang yang seperti ini disebut juga waliy salik.

Pengertian Kedua
Orang yang hatinya secara penuh dan terus menerus dalam penjagaan dan pemeliharaan Allah. Sering juga disebut waliy majdzub.

Lebih lanjut, dalam kitab Al-Futuhat Al Makkiyyah Ibnu Araby menelusuri kriteria orang yang dicintai Allah dalam Al Qur’an, dan beliau menemukan ada 8 kriteria kewalian :

Kriteria Pertama
Orang yang hanya menjadikan Allah sebagai pelindung

Kriteria Kedua
Orang yang mencintai Allah dan berusaha meniru sifat-sifatnya, misal menjadi lebih sabar, lebih penyayang, pemaaf dan sebagainya.

Kriteria Ketiga
Orang yang senantiasa kembali kepada Allah, bertaubat. Dalam pengertian setiap kali terpeleset dalam maksiat, dengan segera ia bertaubat.

Kriteria Keempat
Orang yang selalu menyucikan diri lahir dan batin.

Kriteria Keenam
Orang yang selalu bersyukur atas nikmat dan kehendak Allah. Bagi para wali musibah dan karunia adalah sama-sama nikmat, karena keduanya datang dan berasal dari Allah.

Kriteria Ketujuh
Orang yang selalu berbuat baik dan memperbaiki, yang disebut Muhsin.

Kriteria Kedelapan
Orang yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya, pada setiap detak jantung dan hembusan nafasnya. Para wali Allah adalah Ahlullah atau “ keluarga Allah”.
Yakni hamba-hamba yang mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah, sekaligus tugas tertentu dari Allah.

Mengenai kedekatan dan hubungan khusus para wali dengan Allah, rasullulah SAW bersabda :
” Sesungguhnya dari kalangan para hamba Allah ada segolongan orangyang bukan nabi dan bukan pula syuhada, namun para nabi dan para Syuhada berebut dengan mereka dalam kedudukan terhadap Allah”.

Wahai Rasullulah, ceritakan kepada kami siapa mereka itu dan apa amal perbuatan mereka. Sebab kami senang kepada mereka karena kedudukan mereka itu, kata para sahabat.
Sabda nabi :
“Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, tidak atas dasar pertalian keluarga dan tidak pula karena harta. Demi Allah wajah mereka bercahaya terang. Mereka tidak merasa takut ketika semua orang takut, tidak merasa khawatir ketika semua orang merasa khawatir”.

Lalu beliau membaca Surat Yunus ayat 62 :”
Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tiada merasa takut pada mereka dan tidak pula merasa khawatir”.
Simak juga :

You may like these posts