Abu Bakar Ba’asyir Himbau Dukung ISIS. Adakah Dampak ISIS DI Indonesia ?
Sebagaimana langsiran berita terakhir, dunia saat ini digemparkan oleh “ulah” ISIS yang berhasil merampas Uranium ( sebagai bahan baku senjata Nuklir ).
Meski dikabarkan pula jika Uranium yang dirampas mempunyai kadar pengayaan yang rendah, namun hal ini juga menunjukkan bahwa kelompok bersenjata militan ini mempunyai kemungkinan minat untuk membuat senjata pemusnah massal.
ISIS sendiri merupakan sebuah Kelompok bersenjata militan di Irak. Disebut dengan Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) atau Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS), yaitu Negara Islam (di) Irak dan Syam (Bahasa Arab: الدولة الاسلامية في العراق والشام / al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām).
Yaitu sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah.
Kelompok bersenjata ini dikenal menganut garis keras dan tak segan mengangkat senjata demi memperjuangkan ideologinya. Sebab ISIS merupakan sebuah kelompok yang memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam Wahhabi.
Tentang apa dan siapa, ideologi dan tujuan ISIS bisa disimak lebih jauh disini :
Karena ideologi dan garis perjuangan yang dianutnya, ISIS ternyata mempunyai pendukung dari luar wilayah Irak. Dalam hal ini termasuk dari ( sejumlah warga negara ) Indonesia.
Dalam video terbaru yang dirilis ISIS dengan jelas tampak beberapa warga negara Indonesia yang menjadi anggota ISIS.
Dalam video tersebut, seorang sosok warga negara Indonesia itu bernama Abu Muhammad al-Indonesi, tampil berapi-api meminta dukungan warga Indonesia lainnya bagi perjuangan ISIS.
Bahkan sesuai siaran radio terbaru yang dirilis oleh BBC Indonesia, Abu Bakar Ba’asyir yang saat ini sedang ditahan menghimbau para pengikutnya untuk memberi dukungan kepada ISIS.
Namun pergerakan dari kelompok bersenjata ISIS ini ternyata dilihat dan ditanggap dengan sudut pandang yang berbeda.
Meski Abu Bakar Ba’asyir telah menyerukan para pengikutnya untuk bisa memberi dukungan pada ISIS, salah seorang pengamat politik Islam, Komaruddin Hidayat, justru memberi tanggapan yang berbeda.
Komaruddin Hidayat menyatakan bahwa, Ideologi kelompok ISIS serta seruan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kepada umat muslim dunia untuk datang ke Irak dan Suriah serta membantu membangun negara Islam.ini dianggap sangat tidak realistis sehingga tidak menarik bagi kaum muslim moderat di Indonesia.
Dalam wawancaranya dengan wartawan BBC Indonesia, Christine Franciska, Komaruddin Hidayat menyatakan bahwa :
“ISIS itu pandangan yang romantis dan utopis, jadi sangat tidak realistis," "Yang namanya kekhalifahan itu catatan sejarah masa lalu. Nuansa agama dan dinastiisme-nya lebih kental. Sekarang kan sudah diambil alih dengan bentukan negara, nasionalisme yang lebih demokratis, terbagi dan tidak tersentral dengan sosok seseorang."
"Apakah bisa jaman modern ini (bisa dibuat kekhalifahan?).
Di Indonesia, sama sekali tidak akan menarik," ujarnya.
Dia juga berpendapat bahwa ideologi ISIS bisa berkembang di Irak dan Suriah sebab wilayah tersebut berada dalam suasana kemarahan, kekecewaan, dan konflik.
Dan hal ini dilihat bertolak belakang dengan kondisi negara Indonesia yang memiliki Pancasila dan melindungi kebebasan beragama.
Sebagaimana telah diketahui, pada akhir Juni lalu ISIS telah mengklaim mendirikan kekhalifahan di wilayah yang sudah mereka kuasai di Irak dan Suriah. Selanjutnya Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, menyerukan agar umat muslim untuk berimigrasi ke "Negara Islam" dengan mengatakan langkah itu sebagai kewajiban.
Namun pengamat terorisme Taufik Andrie, memberikan pendapat yang sedikit berbeda. Ia menyatakan, meski mungkin dampak sangat kecil ( bagi umat Islam Indonesia kebanyakan ), namun seruan pemimpim ISIS tersebut dinilainya mungkin bisa "membangkitkan semangat" bagi kaum militan di Indonesia.
Pendapat tersebut bisa jadi relevan, sebab saat ini ditengarai bahwa ISIS ternyata telah memperluas pengaruhnya di berbagai wilayah Indonesia, seperti di daerah Solo dan Banten.
Namun demikian pemerintah Indonesia dalam hal ini melalui Kementerian Agama (Kemenag) belum bisa memastikan apakah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan agama terlarang atau tidak.
Sekretaris Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Muhammadiyah Amin di Jakarta, Kamis (31/7/2014), mengatakan Kemenag mau mempelajari terlebih dahulu ajaran ISIS.
Pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui apakah keberadaan ISIS nantinya terhubung atau mengganggu suatu agama atau tidak.
Namun demikian, pemerintah selayaknya dapat bertindak lebih cepat lagi. Sebab dikabarkan sudah ada dukungan terbaru kepada ISIS yang disampaikan oleh beberapa kelompok Islam yang berasal dari Jakarta, Solo, Bima dan terakhir Malang Jawa Timur.
Baca juga :