Kisah David Vs Goliath Terulang Kembali Di Palestina ?
Mencermati pemberitaan berbagai media tentang keganasan agresi Zionis Israel pada penduduk Palestina yang tidak berdaya, yang makin hari makin menjadi-jadi dengan makin banyaknya jatuh korban anak-anak dan wanita, tiba-tiba saya teringat sebuah kisah yang sering diceritakan dan saya baca sewaktu kecil, kisah tentang David dan Goliath ( atau dalam versi Islam, Daud Vs Jalut ).
Kisah kepahlawanan yang didasari oleh ketakwaan yang kuat ini termasuk salah satu kisah favorit saya, sehingga waktu itu sempat saya baca dan dengarkan berkali-kali.
Dan kisah kepahlawanan David ( Nabi Daud ) ini merupakan sebuah kisah universal yang sangat menginspirasi, sehingga hampir di seluruh dunia, semua orang telah mengetahui ceritanya.
Bahkan saking meng-inspirasi-nya, kisah ini selalu dibuat menjadi sebuah ibarat ketika terjadi adanya dua kekuatan yang tidak berimbang sedang berhadapan.
Singkat cerita dimulai,
Karena sifat alami yang selalu suka mencederai, mengkhianati, bahkan membunuh para nabi yang diutus untuk menyampaikan kebenaran sebelumnya, bangsa Israel suatu saat sampai pada keterpurukannya yang terbawah. ( Selalu ) di bawah penguasaan bangsa lainnya.
Sampai kemudian Allah mengutus orang pilihanNya, Thalut untuk mengentaskan bangsa Israel dari keterpurukan yang dialami.
Kemudian Thalut berusaha mengumpulkan dan menghimpun para pemuka bani Israel serta balatentara yang ada untuk menghadapi bangsa Filistin ( Palestina ) yang harus menjadi lawannya, yang dikomandoi oleh Goliath ( Jalut ), seorang komandan perang yang sangat perkasa bak raksasa, yang sangat berpengalaman dan tidak terkalahkan sebelumnya.
Namun karena memang terlahir dengan kepengecutan dan begitu tinggi rasa cintanya terhadap dunia, belum lagi tentara berhadap-hadapan, tidak ada seorang pun pemuka atau balatentara Bani Israel yang berani menghadapi Goliath di medan laga.
Sehingga, sedihlah Thalut. Sehingga Thalut-pun berdoa:
“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
(Al baqarah 250 ).
Untunglah, Allah juga telah mengutus Daud, seorang pemuda penggembala sederhana di dalam rombongan balatentara Thalut.
Dengan tubuh yang terlihat kerdil di hadapan Jalut, tidak ada keistimewaan apapun yang dapat terlihat dalam diri Daud.
Boro-boro pengalaman hebat dalam berperang, sebilah senjata untuk perang-pun tidak dibawa Daud.
Satu-satunya modal untuk menghadapi raksasa perkasa Jalut adalah rasa keimanan, ketakwaan dan ketaatan yang begitu kuat, bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa pasti akan menolongnya untuk menghadapi musuh BESARnya. Ditemani sarana satu-satunya, ketapel batu kesayangannya.
Karena itulah, Jalut tertawa mengejek, ketika melihat yang maju mewakili Bani Israel untuk menghadapinya ternyata hanyalah seorang pemuda menggembala yang sangat sederhana, yang bahkan hanya bersenjata ketapel batu. Yang dimatanya tidak akan punya arti apa-apa.
Sedangkan pahlawan perang tangguh lainnya pun dengan begitu mudah dilahapnya.
Apalagi hanya menghadapi “kecoa kecil ini “, Sekali jitak habis sudah, mungkin begitu pikirnya.
Bahkan para pemuka dan balatentara Bani Israel juga malah meragukan jagonya sendiri.
Namun Daud adalah Daud, pemuda yang penuh keimanan dan sangat yakin akan pertolonganTuhanNya.
Hanya berbekal ketakwaan dan ketapel batu kesayangannya tanpa rasa takut maju berhadapan melawan raksasa Jalut.
Jalut pun melakukan serangan menderu-deru membabi buta.
Serangan demi serangan bagaikan amukan topan yang membahana.
Namun dengan keberanian dan ketenangan yang ditanamkan Allah di dadanya, Daud berhasil mengatasi semua serangan raksasa Jalut.
Sehingga didapatlah satu kesempatan, dengan mengucap Bismillahirohmanirrohim, dilontarkanlah ketapel batu dengan sekuat tenaga. Dan…
Dengan izin Allah batu kecil itupun menancap tepat di dahi Jalut.
Sehingga robohlah Jalut, raksasa perang kebanggaan bangsa Filistin, tidak pernah bangkit lagi.
Baru bergemuruhlah sorak kegembiraan bangsa Israel yang hadir disana.
Sebagaimana dilukiskan dalam Al Baqarah 251 :
“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Sehingga melalui Daud akhirnya Bani Israel mempusakai amanat Allah di bumi, sampai berlanjut pada Nabi Raja perkasa selanjutnya.
Namun Bani Israel adalah Israel, yang selalu dan terlalu mencintai dunia dan selalu kembali pada kesesatan. Sehingga kembali lagi, mereka mendurhakai dan mengkhianati nabinya.
Sehingga Daud, pahlawan perang yang membebaskan mereka, bahkan mengutuknya :
“Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas”.
(Al maidah 78 )
Dan haripun berganti, jaman pun berubah. Hingga sampai saat ini.
Dan, keadaan dan kondisi yang serupa dengan ribuan tahun yang lalu-pun seperti terulang kembali.
Yang lemah menghadapi kesombongan yang kuat. Daud melawan Jalut.
Namun saat ini, di Gaza, di Palestina kondisinya terbalik.
Karena posisi Israel adalah Jalut dengan segala kesombongan dan keganasannya.
Sedangkan Daud malah berada pada pihak Palestina. Yang terlihat lemah, tampak tidak berdaya, namun mempunyai rasa keimanan, ketakwaan dan ketaatan yang kuat membara dalam dada.
Dan meskipun harus melalui jalan dan perjuangan yang teramat sulit, Daud-Palestina pasti akan mengalahkan kemungkaran dan kesesatan dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Perkasa.
Sebab Sang Pencipta dan Penguasa alam semesta tidak pernah sekalipun ingkar terhadap janji-Nya.
“ Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”. ( Alanbiya a’105 )
Dan Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar.
Maka bersabarlah wahai Daud-Daud Palestina.
Doa umat manusia dari segala bangsa di belakang anda.
Coba simak dukungan bebagai bangsa pada para korban di Palestina :