Mengintip Cara Kerja Kursi Penyelamat Pesawat Tempur F-16
Jika anda pernah menyaksikan film-film perang duel udara atau setidaknya film yang melibatkan aksi pesawat tempur, anda pasti pernah melihat adegan pilot yang “melemparkan diri” ke udara demi menyelamatkan diri ketika pesawat yang dipilotinya terkena tembak oleh pesawat musuh atau mengalami rusak parah.
Pesawat meledak, tapi pilotnya selamat berkat “jasa” sebuah kursi yang masih didudukinya.
sumber gambar : kaskus.co.id
Nah, kursi yang menyelamatkan pilot pesawat ini disebut dengan kursi penyelamat atau kursi pelontar
.
Anda tahu, bagaimana mekanisme atau cara kerjanya sehingga bisa melontarkan sang pilot dari dalam pesawat hingga ia selamat dari ledakan ?
Bagi yang belum tahu, mengintip cara kerja kursi penyelamat pesawat tempur yang di bawah ini sangat menarik untuk diikuti. Dan tidak tanggung-tanggung yang dicontohkan disini adalah salah satu pesawat tempur yang ketangguhannya melegenda, F-16.
Kursi penyelamat atau kursi pelontar pada pesawat tempur F-16 secara garis besar, cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut :
● Ketika pada kondisi bahaya yang diperkirakan kritis, maka pilot segera menarik sebuah tuas pelontar yang terletak di antara kakinya pada kursi yang didudukinya.
● Begitu tuas ditarik, maka kanopi penutup di atas pilot segera terlontar.
Ini sebagai persiapan awal untuk “memberi kesempatan” pada parasut untuk segera mengembang dan tidak menghalangi tubuh sang pilot
● Dengan seperangkat system khusus, parasut mengembang perlahan.
Maksudnya untuk mencegah sang pilot terkena cedera. Dan bersamaan itu pula Kursi penyelamat yang diduduki pilot, lepas dari kokpit pesawat dan terlontar ke udara.
● Beberapa detik kemudian, kursi lalu “memisahkan diri” dari sang pilot.
Lalu parasut utama terbuka.
Karena kondisi ini terjadi dalam keadaan genting ( itu artinya sang pilot harus berjuang sendirinya nantinya ) maka untuk menopang agar pilot bisa “surviving”, ia juga selalu dibekali dengan segepok peralatan darurat.
Apa saja itu ?
Ini daftar isi standardnya :
- Radio, dengan 2 cadangan baterai, serta alat pendengar dengan jangka operasi 40 jam
- Pistol 9 mm
- 2 sinyal penghasil api dan asap
- Cermin
- Alat pertolongan pertama
- Selebaran darurat
- Tas tempat minum
- Radio suar
- Rakit, alat reparasi
- Pisau ukuran 5 inchi
- Alat penghasil cahaya
- Kompas
- Selimut
- Bedak penanda identitas
- Peluit
- Dan air sebanyak 1,6 liter.
Dan dengan “bekal” itu maka sang pilot harus berjuang untuk mempertahankan dirinya sendiri.
Sebagai salah satu contoh film Hollywood yang menggambarkan adegan ini secara cukup detil ( beserta “perjuangan” sang pilot untuk menyelamatkan diri dengan segala peralatan daruratnya ) dapat dilihat dalam Behind The Enemy Line. Yang cukup sukses sehingga dibuat berseri.