-->

Anda Juga Mengalaminya ? Jenis Dan Ukuran Iklan Adsense Ini Benar-Benar Menjadi Dilema

Jika anda seorang publisher Google adsense, tidak bisa tidak pastinya ingin meningkatkan penghasilan adsense. Sebab ( jika tidak munafik ) memang itu tujuannya mengikuti program PPC yang masih dianggap sebagai PPC terbaik saat ini. 
Menurut panduan Google Adsense dan juga berdasarkan pengalaman dari para publisher Adsense yang memiliki penghasilan tertinggi, memang ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menaikkan penghasilan Adsense. 

Dari sekian banyak cara untuk meningkatkan pendapatan adsense, salah satunya adalah dengan memilih jenis dan ukuran iklan yang paling optimal. 

Yaitu ukuran jenis dan ukuran iklan yang paling banyak mendatangkan klik ( CTR ) dan juga memiliki harga yang cukup tinggi setiap kliknya ( CPC ) 

Lihat juga : 

Laman Akademi Adsense sendiri telah memberikan panduan tentang apa dan bagaimana cara memilih jenis dan ukuran iklan yang paling banyak menghasilkan klik. 
Menurut panduan yang diberikan oleh pihak Google Adsense, beberapa ukuran yang paling banyak mendatangkan klik dan juga rata-rata memiliki nilai per klik yang cukup tinggi adalah iklan dengan ukuran 336x280 ; iklan berukuran 300x250 ; iklan berukuran 160x600 dan iklan berukuran 970x90. 
Dan sangat disarankan untuk menggunakan jenis iklan gambar dan teks. 

Pernyataan ini juga dibenarkan oleh para publisher kawakan yang penghasilannya tinggi. 
Iklan-iklan yang disebut di atas berdasar pengalaman sangat potensial mendatangkan klik, dan ketika mendapatkan sebuah klik, nilainya cukup tinggi. 

 “Masalah” baru timbul ketika kemudian muncul web responsive atau web untuk tampilan mobile. 


Sesaat setelah web template responsive muncul, yang kemudian menjadi sebuah “kewajiban” bagi para pemilik situs ( web master ), pihak Google Adsense kemudian juga merilis iklan jenis Responsive. 
Dimana dengan jenis iklan responsive ini maka “size doesn’t matter”, sebab jenis iklan responsive memang didesain untuk menyesuaikan diri terhadap segala jenis ukuran dan atau tempat / slot iklan yang tersedia dan dimana iklan tersebut diletakkan. 
Jenis iklan responsive dapat dengan mudah merubah ukurannya menjadi iklan horizontal, vertical atau rectangle. Sebab secara mendasar, jenis iklan responsive didesain untuk mengikuti tampilan mobile. 

Dan karena perkembangan dari tren template mobile friendly yang memang semakin mendominasi, maka pihak Google Adsense juga merekomendasikan agar para publishernya menggunakan jenis iklan responsive ini. 

Tujuannya, dengan menggunakan jenis iklan responsive, maka iklan dapat dengan mudah menyesuaikan dan selalu tampil pada tampilan mobil. Artinya, jumlah tayang iklan akan semakin meningkat, yang secara matematis maka jumlah penghasilan semestinya juga meningkat. 

Pernyataan-pernyataan seperti ini banyak ditemukan dalam rilis pihak Adsense. 
Bahkan ketika publisher tidak menerapkan jenis iklan responsive, pihak Adsense biasanya sampai “rela” melayangkan email untuk “mengingatkan” agar segera menggunakan jenis iklan responsive. 

Meski jenis iklan responsive ini memiliki kemungkinan tampil lebih banyak, masalahnya adalah, karena iklan responsive ini pada dasarnya didesain untuk tampilan mobile- menurut pengalaman – nilai klik rata-rata ( CPC ) nya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan jenis iklan konvensional atau non responsive. 
Jenis iklan responsive paling-paling, dihargai beberapa ratus perak saja. 
Bandingkan dengan jenis iklan konvensional yang bisa mencapai ribuan atau bahkan puluhan ribu per satu klik iklannya. Jauh sekali bedanya. 

Akibatnya, meski secara kuantitas, jumlah klik iklan biasanya dapat terkatrol naik, namun secara kualitas, penghasilan publisher tidak bertambah, bahkan cenderung turun, karena nilai CPC iklan responsive sangat kecil. 

Jadi keputusan memilih menggunakan iklan jenis ini bisa menjadi sebuah dilemma. 
Bagaikan makan buah simalakama. 
Ketika digunakan jenis iklan responsive maka jumlah penghasilan adsense akan turun drastis. 
Sedangkan ketika tidak digunakan ( tetap menggunakan iklan non responsive ), maka potensi jumlah penghasilan adsense lebih tinggi, namun ada dampaknya, biasanya akan mendapat “teguran” dari pihak Google Adsense agar segera menggunakan iklan jenis responsive. 

Beberapa publisher bahkan menyatakan, jika sebuah situs web telah menggunakan template responsive tetapi tidak menggunakan iklan jenis responsive, maka bisa “berbahaya” bagi tampilan blognya. 

Nah, membingungkan bukan? 
Di satu sisi, yang namanya “bekerja” sebagai publisher adsense tentu menginginkan mendapatkan penghasilan yang maksimal. 
Namun di satu sisi lainnya, ada “teguran yang mengancam” bagi blognya. 
Bagaimana menurut anda ? 

Apakah anda juga mengalami hal yang seperti ini ? Lalu apa yang anda lakukan untuk mengatasi dilemma iklan adsense ini ? 

Jika tidak keberatan, silahkan berbagi dengan yang lain di blog ini. 
Trik tentang Google Adsense lainnya :

You may like these posts