Bagaimana Cara Mengukur Debit Air Limbah Tanpa Alat Ukur Flowmeter ? Bisakah ?
Bagi yang telah lama berkecimpung di dunia “pelimbahan”, judul yang berupa pertanyaan pada artikel ini mungkin terdengar sangat remeh dan sepele.
Sebab teknik pengukuran air limbah tanpa menggunakan alat ukur atau kadang sering disebut dengan pengukuran air limbah secara manual sebenarnya merupakan salah satu teknik pengukuran debit air limbah yang telah usang dan kadaluwarsa.
Namun pada kenyataannya, masih cukup banyak pelaku pengelolaan limbah cair yang belum mengetahui teknik “usang dan kadaluwarsa” ini. Terutama sekali bagi yang baru menerjuni dunia “kotor” ini atau para fresh graduate.
Meski saat “sekolah” telah diberikan teori tentang hal ini, namun rata-rata belum tahu dengan detil bagaimana cara mempraktekkannya di lapangan.
Tetapi hal seperti ini mungkin masih bisa dimaklumi.
Maklum saja “orang baru”.
Sebagaimana kata pepatah “ alah bisa karena biasa”...Karena masih baru, belum bisa.
Namun ketika hal seperti ini terjadi pada seorang “Auditor Lingkungan” yang nota bene merupakan seorang pemeriksa pengelola limbah – yang bagi orang awam sering dianggap sebagai pakar - tentu akan menjadi lain ceritanya.
Menurut istilah anak saya : “mengerikan” . ( karena ketidak tahuannya tapi ngeyel ).
Bayangkan saja, seorang Auditor Lingkungan yang ditugaskan untuk memeriksa pengelolaan limbah di perusahaan-perusahaan belum tahu teknik pengukuran air limbah yang usang dan kadaluwarsa ini.
Akibatnya,
Mereka membuat hasil Audit yang “semau-maunya”.
Maksudnya, dengan enaknya mereka “menghukum” pelaku pengelola limbah karena dianggap ( menurut anggapan mereka ) tidak memenuhi Peraturan Perundangan Lingkungan Hidup dengan tidak memasang alat ukur air limbah.
Sebab menurut mereka untuk mengukur debit air limbah yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan atau pelaku industri, satu-satunya cara hanyalah dengan menggunakan flow meter.
Ketika “diberi tahu” bahwa sebenarnya ada teknik pengukuran debit air limbah yang tidak menggunakan flow meter, melainkan dilakukan secara manual, mereka malah keheranan.
Dan ngotot bahwa metode pengukuran debit air limbah tersebut termasuk “cara gelap”, karena tidak diatur oleh Undang-Undang ( kata mereka ).
Tidak mengerikan apa ?!?
Coba sekali waktu mereka ditugaskan untuk mengukur debir air di lapangan, seperti di sungai atau di selokan.
Ketika mereka bersi-keukeuh dengan kengototannya, bisa-bisa mereka jadi “botak” dan “gila” karena ketidak tahuannya !
Tapi ya sudahlah............yang sabar ya boss, kata Sopo.
Karena itu artikel ini ditulis, bukan untuk “mencolokkan mata” atau menggurui, tetapi hanya sekedar berbagi, khususnya bagi mereka yang “baru” –newbie – di dunia pelimbahan, khususnya dalam pengolahan limbah cair.
Dan untuk menjawab pertanyaan Bagaimana Cara Mengukur Debit Air Limbah Tanpa Alat Ukur ? Bisakah ?
Jawabannya adalah : BISA.
Ada banyak cara untuk bisa mengukur debit air limbah yang bisa dilakukan secara manual, tanpa menggunakan alat flow meter.
Salah satu cara yang paling “usang dan kadaluwarsa” adalah dengan pengukuran kecepatan air limbah pada luas penampang yang dilaluinya.
Metode pengukuran air limbah seperti ini biasanya dilakukan pada air limbah yang mengalir di saluran terbuka, seperti selokan, parit , sungai dan sejenisnya.
Prinsip dasarnya adalah dengan merunut satuan debit air limbah. Bisa dalam satuan meter kubik per menit dan sebagainya ( tinggal menyesuaikan ).
Dengan merunut satuan debit air limbah, satuan meter kubik dapat diperoleh dari hasil perkalian luas penampang saluran yang dilalui air limbah dengan ketinggian air limbah.
Pada saluran air limbah yang terbuka, saluran terdiri dari panjang saluran, lebar saluran dan ketinggian air limbah.
Sedangkan satuan menit bisa diperoleh dari kecepatan benda yang mengalir padanya.
● Cara mengukur debit air limbah berdasar penampang saluran air limbah ( praktek ) :
Alat-alat yang dibutuhkan :
- Meteran
- Stopwatch
- Benda ringan yang bisa mengapung di atas air ( misal bola pingpong, gabus dan atau sejenisnya )
● Langkah demi langkah pengukuran debit air limbah :
- Tentukan daerah saluran terbuka untuk air limbah yang akan diukur.
Lalu tandai. Dimana titik mulainya dan dimana titik akhirnya.
Tanda bisa berupa tali yang dibentangkan melintas saluran atau berupa tongkat yang ditancapkan ( jika salurannya terlalu lebar ).
Panjang saluran yang ditandai untuk diukur tergantung dari panjang, lebar dan jumlah air limbah yang mengalir di dalam saluran terbuka tersebut.
Jadi bisa ditentukan sepanjang 2 meter, 3 meter, 5 meter atau 10 meter ( menyesuaikan ).
Namun semakin panjang saluran terbuka yang diukur semakin akurat hasilnya.
Dari sini di dapatkan panjang saluran yang akan diukur, misal = P, dalam satuan meter
- Ukur lebar rata-rata dari saluran.
Sebuah saluran biasanya memiliki lebar saluran yang tidak seragam. Karena itu ukur lebar saluran di beberapa tempat, beberapa kali, lalu dirata-rata.
Dari situ akan didapatkan lebar saluran,misal = L, dalam satuan meter
- Ukur kedalaman saluran
Sama seperti lebar saluran, kedalaman saluran biasanya juga tidak seragam. Karena itu ukur dan cari rata-ratanya. S
elain di ukur di beberapa tempat, pengukuan ke dalaman juga harus dilakukan pada bagian kedua sisi dan bagian tengah saluran.
Misal kedalam rata-rata saluran didapat = T, dalam satuan meter
- Untuk pengukuran debit air limbah dengan metode ini dibutuhkan sekurangnya 2 orang pengukur.
1 orang pengukur ( A ) posisinya berada pada garis awal ( start ) saluran. 1 orang lainnya ( B ) posisinya berada di garis akhir saluran ( finish ).
Orang Pengukur A membawa bola pingpong, sedang orang pengukur B membawa stopwtach.
- Setelah dimensi saluran diukur, masing-masing orang pengukur berada di lokasinya
- Lalu dengan aba-aba, orang pengukur A menjatuhkan/ meletakkan bola pingpong tepat pada garis awal ( start )dari saluran yang akan diukur.
- Dalam waktu yang bersamaan dimana bola pingpong dijatuhkan pada titik awal, pengukur B yang berada di garis akhir ( finish ) menghidupkan stopwatch.
- Dan setelah bola pingpong sampai pada garis akhir ( garis finish ) stopwatch dimatikan.
- Untuk bisa memperoleh data yang akurat, lakukan metode ini beberapa kali, sekurangnya 10 kali. Makin banyak pengukuran makin akurat hasilnya.
Lalu rata-ratakan lama waktu bola pingpong melintasi saluran, misal = t, dalam satuan menit
- Menghitung debit air limbah
Debit air limbah dapat dihitung dengan rumus berikut :
Debit air limbah = Q ( meter kubik per menit )
Q = P ( meter ) x L ( meter ) x T ( meter ) DIBAGI t ( menit )
Didapat Q = Y meter kubik / menit
Nah seperti itulah cara mengukur Debit Air Limbah Tanpa Alat Ukur, tetapi dengan cara manual, yaitu bedasar luas penampang saluran.
Bagi yang belum jelas silahkan ajukan pertanyaan, bagi yang ada berkomentar silahkan langsung dishare.
Untuk cara parktis mengukur debit air limbah bisa disimak dibawah ini :
Saya membuat saluran dari beton diplester dgn ukuran Lebar dasar 2 mtr, Tinggi 1,5 mtr Panjang
10 meter. Inlet dan ouletnya saya tutup dgn ketinggian 1 mtr. Aliran air masuk air kedalam saluran menggunakan pipa dibuat sedemikian rupa sehingga air yg mengalir didalam saluran tdk menimbulkan gelombang.
dalam waktu 1 menit saluran tersebut penuh.
Bisa dibantu menghitung debit air yang melalui saluran tersebut.
Tks sblmnya
Sofyan
networker.sofyan@gmail.com
wa 0812 5481 5028
Kalimantan Timur