-->

Merakit Rongsokan Jadi Mesin Telegraf Antik Untuk Twitteran

Pada dasarnya memang tidak ada hubungannya antara sebuah mesin telegraf antik yang terbuat dari kayu dengan twitter.
Sebab telegraf merupakan salah satu teknologi komunikasi yang sudah dianggap kuno untuk saat ini.
Pada jaman dulu, mesin telegraf sering digunakan untuk menyebarkan harga saham melalui jalur telegraf dan dicetak dengan mesin.
Sedangkan twitter untuk pengoperasiannya berbasis kerja perangkat komputer.

Namun di tangan orang yang kreatif, antara sesuatu yang kuno lagi antik dengan teknologi baru tidaklah mustahil untuk “dikawinkan”.
Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang inovator yang bernama Adam Vaughan ini.

Adam Vaughan yang berprofesi sebagai seorang pengembang internet berasal dari Cumbria dikabarkan telah berhasil membangun satu versi modern mesin telegraf dari Abad 19 yang – gilanya - bisa mencetak kicauan di Twitter alias nge-tweet.

Gilanya lagi, perangkat yang kemudian diberi nama 'twittertape' ini dibuatnya dari barang-barang bekas, seperti jam bekas dan beberapa bahan rongsokan lainnya.
Dasar mesin twitterape ini memang terbuat dari kayu, namun didalamnya tersembunyi alat cetak panas dan penggerak mikro.


Twitterape
Telegraf sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1867.
Mesin-mesin yang masih asli yang masih tersisa hingga saat ini sudah dianggap sebagai barang antik dengan nilai yang tinggi.

Sebagaimana dikutip dari laman BBC, alasan Vaughan membuat mesin telegraf yang bisa digunakan untuk nge-tweet ini, ia mengatakan :
"Saya sangat tertarik dengan sejarah dan selalu takjub dengan mesin telegraf sebagai sebuah karya desain." "Satu hari saya berpikir akan sangat menyenangkan untuk memiliki mesin ini di meja anda dan mulai berpikir tentang informasi apa yang bisa dihasilkan. Dan Twitter adalah hal yang sempurna untuk dibandingkan dengan mesin kuno ini."
"Saya adalah pengembang internet, jadi membuat sebuah mesin adalah hal baru bagi saya. Saya membuat ini semua dari coretan setelah menemukan sejumlah contoh dari internet."

Setelah Twitterape-nya siap, Vaugh kemudian menyambungkan alat ini dengan sebuah komputer menggunakan kabel eternet dan menarik info dari akun-nya setiap 30 detik.
Meski pada akhirnya dibuat, Vaughan mengaku butuh waktu sampai 3 bulan untuk merakit twitterape ini, karena ia harus menemukan suku cadang yang tepat.

Atas temuannya tersebut, Vaughan mengaku merasa terkejut karena banyak kalangan yang menanggapi dan mengaku tertarik dengan mesin 'twittertape'-nya, terutama komunitas pencinta barang kuno dan penggila teknologi.

Setelah berhasil menemukan alat tweet yang unik ini, Vaughan dikabarkan berencana untuk mengembangkan versi berikutnya yang memiliki panel kontrol, sehingga sang pemilik bisa memprogram mesin untuk mencetak topik yang sedang dibicarakan atau dari banyak akun.

Lihat juga :

You may like these posts