-->

Membuat Plastik Murah Ramah Lingkungan Dengan Ganggang Biru

Plastik atau produk-produk yang berbahan plastic sudah dikenal luas dan kadung menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak terhindarkan. Maklum saja karena disamping relatif murah, produk-produk yang berbahan plastik memang terkenal ringan dan tahan lama.

Masalahnya adalah plastik termasuk salah satu bahan yang “Non Degradble” atau susah untuk diurai.

Untuk mengurai seonggok limbah plastik dibutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun. Dan repotnya lagi, ketika plastik ini dibakar maka akan menghasilkan suatu senyawa yang dinamakan Dioxin yang beracun.

Sehingga plastik memiliki dua sisi yang saling bertentangan.
Di satu sisi memang sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan.
Di sisi lainnya, plastik juga akan mencemari lingkungan.

Karena itulah dalam kurun waktu beberapa puluh tahun terakhir, digalakkan kampanye untuk meminimasi penggunaan plastik dan produk-produk yang berbahan plastik.

Di bagian lainnya, para ahli juga berupaya untuk menemukan dan membuat produk plastik yang lebih ramah lingkungan atau plastik yang lebih mudah diurai alias Degradable Plastic

Dan produk seperti ini tentu disambut dengan baik oleh para pecinta lingkungan.
Masalahnya adalah harga dari plastik ramah lingkungan selama ini masih jauh lebih mahal, sehingga akhirnya penggunaannya pun sangat terbatas.

Dari hal tersebut menjadikan para pakar memutar otaknya lagi. Bagaimana menemukan plastik yang ramah lingkungan namun harganya murah meriah.

Adalah Yasua Asada dari National Institute of Bioscience and Human Technology Jepang yang pada akhirnya berhasil menemukan cara plastik yang ramah lingkungan namun harganya murah meriah itu. Asada membuat suatu senyawa yang dinamakan PoliHidroksilButilat ( PHB ).

Dan bahan ini bisa dicetak menjadi bahan thermoplastic, tapi mudah diurai dalam tanah.

PHB yang dibuat Asada ini dihasilkan oleh ganggang biru, yang mengelola gas CO2 dengan bantuan sinar matahari. Mirip dengan proses fotosintesis.
Bedanya, fotosintesis ganggang biru-nya Yasua Asada menghasilkan PHB. Pasalnya ganggang biru Synechococcus yang dikaryakan Asada, dibekali gen pembentuk PHB dari bakteri Alcaligenes Eutropus.

Asada terus bereksperimen bagaimana memperoleh PHB yang lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh ganggang biru peliharaannya.
Fotosintesis ganggang biru yang dilengkapi gen bakteri itu jika berhasil dalam skala komersial, akan bisa menampung gas buangan pembakaran mesin yang memakai BBM, seperti mesin diesel pabrik atau motor. Gas buangan inilah yang selama ini didakwa sebagai pencemar udara nomor satu.
Karena akan menumpuk di angkasa dan membentuk lapisan yang menahan panas dari bumi ke ruang angkasa, yang biasa dikenal dengan Efek Rumah Kaca.
Namun jika gas buangan CO2 itu diubah menjadi PHB dengan mengkaryakan ganggang biru, maka dua tujuan sekaligus tercapai.

Lihat juga :

You may like these posts