Cara Atasi Pencemaran Udara Sekaligus Ciptakan Peluang Bisnis Baru
Menurut hasil penelitian dan catatan beberapa Dinas Lingkungan Hidup, tingkat pencemaran udara – terutama di kota-kota besar yang begitu padat aktivitasnya – sudah mencapai taraf yang memprihatinkan. Karena itulah, selain memberikan himbauan untuk mengurangi adanya tingginya tingkat pencemaran udara ini, juga dilakukan langkah-langkah yang nyata di lapangan.
Pemberlakuan dan pembatasan emisi dengan uji kendaraan, penetapan aturan baku mutu emisi untuk industri serta program penghijauan adalah contoh-contoh nyata yang telah dilakukan.
Disamping beberapa upaya yang telah dilakukan, ada salah satu teknologi yang sangat sederhana, yang mungkin bisa menjadi salah satu alternatif pintar untuk mengatasi masalah pencemaran udara, khususnya masalah tingginya kadar Karbon Dioksida ( CO2) di udara.
Di Serpong, Tangerang, di atas bangunan lantai tiga Gedung Pusat Penelitian dan Teknologi sudah pernah dilakukan sebuah uji coba dan dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, suatu teknologi ramah lingkungan, yaitu Mikroalga yang ditujukan untuk menyerap karbon dioksida di udara.
Untuk tujuan uji coba tersebut dibangun 3 (Tiga) kolam baja dengan ukuran 5x1.2 meter dan tinggi 20 cm dengan kapasitas tampung sebesar 1000 liter, digunakan untuk mengembang biakkan alga untuk menyerap karbon dari pancaran sinar matahari.
Agar penangkapan Karbon maksimal, maka suhu kolam dijaga pada kisaran 27° C.Pada kolam uji coba tersebut, karbon dijadikan makanan bagi berjuta alga yang dibiakkan.Maka setiap kali gas CO2 terpompa masuk dalam kolam, air di dalam kolam akan berwarna hijau.
Hal ini dikarenakan perubahan warna menunjukkan pertambahan tumbuhan alga. Yang hanya bisa dilihat jika diperbesar 40 kali dengan mikroskop.Daya serap satu kolam yang menampung 60 juta sel alga adalah sekitar 70 liter Karbon Dioksida per hari.
Dalam penelitian tersebut, Karbon disuntikkan ke dalam kolam sebanyak 80 liter per hari. 70 liter dikonsumsi alga, 10 liter akan menguap bersama gelembung air saat penyuntikan.
Penyerapan alga baru sempurna pada hari ke 32 setelah tumbuhan sel satu tersebut berkembang biak sekitar 300 ribu sel per milliliter air.
Alga, selain bisa digunakan sebagai menyerap Karbon Dioksida, juga dapat dimanfaatkan sebagai suplemen atau pakan ternak, seperti yang dilakukan di Amerika.
Jadi disini dapat menciptakan peluang bisnis atau peluang usaha.
Di Indonesia yang beriklim tropis, alga bisa tumbuh di media apapun, karena ketersediaan sinar matahari yang sangat melimpah.
Namun bagusnya, kolam alga dibuat di pantai karena banyak karbon yang keluar dari pembangkit listrik.
Lagian, alga sebenarnya lebih senang karbon murni ketimbang hasil pembakaran mesin.
Dengan teknologi ramah lingkungan yang sebenarnya cukup sederhana ini, bisa jadi, mikroalga di kemudian hari dikembangkan lagi menjadi sarana atau teknologi baru untuk mengatasi masalah pencemaran udara yang makin hari makin “menggila”.
Lihat juga :