-->

Tips Membeli Pasir Berkualitas Bagus

Yakin, pasti jarang yang memperhatikan masalah “beli pasir” ini.
Sebab hal ini seringnya dianggap sebagai masalah yang sepele.
“Apa sih susahnya membeli pasir ?” Tinggal pesan, dikirim, selesai”.

Memang benar, tidak susah untuk membeli pasir.
Yang cukup susah adalah mendapatkan pasir yang berkualitas bagus.

Sialnya, meski hal ini sering dianggap sepele, suatu saat, entah satu ada dua kali pasti akan mengalami. Membeli pasir.
Entah digunakan untuk keperluan sekedar renovasi rumah atau bahkan untuk membangun rumah sendiri.
Dan ketika hal itu telah terjadi, baru terasa akibatnya.
Dimana karena pasir yang dibeli kualitasnya tidak bagus, maka saat diaplikasikan untuk adukan, plesteran ataupun pengecoran ( beton cor ), maka adukan pasir “menyedot” penggunaan semen.

Akibatnya, biaya pembangunan membengkak tinggi karena boros semen.
Dan yang lebih parah lagi, dalam jangka panjang pemakaiannya, akibat kualitas pasir yang jelek, bangunan yang telah jadi, entah itu pada tembok, dak lantai cor, ataupun tulangan cor kurang kekuatannya, rapuh, keropos bahkan gampang retak-retak.
Dan seperti kata pepatah, “penyesalan selalu datang terlambat”.

Sebab pada kenyataannya, pasir ibaratnya “serupa tapi tak sama”.
Artinya, memang ada pasir yang berkualitas bagus, ada pula pasir yang berkualitas jelek.

Nah, agar hal yang “men-sial-kan” ini tidak terjadi, mengetahui tips membeli pasir berkualitas bagus yang seperti di bawah ini, tidak ada ruginya bukan ?

Lalu apa saja ciri-ciri pasir yang berkualitas bagus

?
Selama memungkinkan beli pasir yang sumbernya berasal dari pegunungan.
Bahkan dari gunung-gunung berapi kalau bisa.
Pasir yang ditambang bersumber dari daerah pegunungan umumnya kualitasnya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pasir yang ditambang dari daerah lainnya, persawahan, ladang misalnya.
Sebab pasir yang bersumber dari pegunungan mempunyai kekerasan yang lebih.
Sehingga akan membuat bangunan kokoh saat dipergunakan. Dan lagi, pasir yang berasal dari bangunan lebih sedikit mengandung lumpur.
Sebagai contoh, untuk wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya pasir yang dianggap mempunyai kualitas paling bagus adalah Pasir Muntilan. Sebab ditambang dari sumber yang berasal dari gunung Merapi.
Pasir yang berasal dari sawah, ladang atau sungai-sungai kecil ( orang menyebutnya dengan “ pasir lokal” ) memang lebih murah dan sekilas memang lebih irit semen, karena adukannya “pulen”.
Dan banyak orang yang terkecoh, sebab mengira dengan pasir seperti ini dapat berhemat bahan bangunan.
Namun ketika telah jadi pada konstruksi bangunan, pasir jenis ini kurang kekuatannya, mudah rapuh dan retak-retak.

Cermati warna pasir
Warna pasir yang berasal dari pegunungan umumnya berwarna abu-abu gelap, sebab ia terbentuk dari kikisan batu pegunungan.
Sedangkan pasir lokal biasanya berwarna lebih terang. Cenderung kecoklatan atau bahkan ada yang kemerahan. Sebab ia terbentuk dari kikisan batu lunak yang bercampur tanah berlumpur.
Namun ada juga pasir lokal yang berwarna mirip dengan pasir pegunungan. Untuk itu harus hati-hati.
( Bisa dibedakan dengan tips berikutnya ).
Bila membeli langsung dari sumbernya ( langsung pesan ), tidak terlalu bermasalah untuk mengenalinya. Namun bila membeli dari depo-depo pasir, harus hati-hati dalam memperhatikan warna.
Sebab saat ini tidak jarang depo pasir yang “nakal”. Mencampur pasir pegunungan dengan pasir lokal.

Rasakan berat pasir
Cobalah ambil segenggam atau sewadah pasir, angkat, lalu rasakan beratnya.
Karena terbentuk dari kikisan batu gunung yang padat, pasir pegunungan selalu lebih berat bila dibanding dengan pasir persawahan ( pasir lokal ), untuk volume yang sama.

Check apakah pasir menggumpal ?
Ambil segenggam pasir, lalu kepalkan.
Pasir yang berkualitas bagus tidak akan menggumpal ketika dikepalkan.
Sedangkan pasir kualitas jelak akan menggumpal, sebab di dalamnya mengandung banyak tanah atau lumpur.

Lihat bahan pengotornya
Pasir dari daerah pegunungan relatif jauh lebih bersih, tanpa pengotor. Sedangkan pasir lokal umumnya mengandung banyak kotoran, yang biasanya berupa tumbuhan kecil, sumpil ( binatang kecil sejenis bekicot yang hidup di sungai ) ataupun serpihan kayu.
Adanya kotoran ini, menyebabkan pasir lokal akan rapuh ketika diaplikasikan pada konstruksi bangunan.

Dengarkan suaranya
Coba ambil cangkul. Lalu cangkulkan pada pasir.
Pasir yang berasal dari pegunungan akan terdengar lebih “kresh” dan lebih “renyah” kasar.
Sedang pasir lokal suaranya terdengar lebih lembut ketika dicangkul.
Hal ini disebabkan pasir pegunungan lebih keras dan ukuran partikelnya rata-rata sedikit lebih besar.

Tentukan dulu tujuan penggunaannya.
Meski telah memastikan bahwa pasir yang dibeli adalah pasir pegunungan, satu hal uang cukup penting adalah tujuan penggunaan pasir.
Untuk pasir yang digunakan untuk tujuan adukan atau plesteran sebaiknya pilih yang prosentase batu kerikilnya sedikit. Sehingga tidak terlalu banyak volume yang terbuang.
Sebaliknya, untuk tujuan pengecoran, pasir dengan presentase kerikil yang cukup banyak tidak akan menjadi masalah.

Itulah beberapa tips yang digunakan untuk membeli pasir yang berkualitas bagus

.

Sedangkan agar tidak tertipu dalam jumlah / volume – terutama saat beli langsung / pesan – melalui jasa angkutan ( tidak melalui depo pasir ), coba lakukan pengechekan volume pasir.
Caranya, ambil sepotong besi beton atau linggis, naik ke atas truk bermuatan pasir. Lalu tusuk-tusukkan ke dalam permukaan pasir.
Pasir yang langsung diambil dan dikirim akan terasa “alot” dan susah ketika ditusuk-tusuk dengan besi beton atau linggis sekalipun. Sebab volumenya masih padat.
Sedangkan pasir yang telah dibongkar-tata ulang akan terasa lebih ringan ketika ditusuk-tusuk.

Ini untuk jaga-jaga, sebab saat ini sudah menjadi rahasia umum, jika para jasa angkutan pasir sering membongkar dan menurunkan sebagian muatannya di tengah jalan. Lalu mengaduk-aduk muatan pasir sehingga volumenya tampak tetap sama.

You may like these posts