Tips Diet Sehat Setelah Tindakan Operasi
Bagi masyarakat umum, sampai saat ini, kata : “ operasi “ masih terdengar mengerikan dan sedapat mungkin dihindari.
Ini dapat dimaklumi karena pada umumnya tindakan operasi disamping biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, juga dipastikan menyebabkan perubahan kondisi kesehatan yang cukup signifikan bagi tubuh penderita.
Itulah sebabnya, disamping pengaturan makanan ( diet ) yang diberikan oleh dokter - secara tradisional ( misal : puasa mutih, dan sebagainya ) - masyarakat juga punya cara tersendiri untuk melakukan pengaturan makan setelah melakukan tindakan operasi.
Hanya saja pengaturan makan ( diet ) yang dilakukan setelah tindakan operasi terkadang justru kurang sesuai dengan tujuan diet yang sebenarnya.
Yang perlu diketahui adalah bahwa tujuan diet yang sehat setelah tindakan operasi adalah untuk mengupayakan dan membantu agar status gizi yang diperlukan tubuh pasien dapat sesegera mungkin kembali pada kondisi normal.
Gunanya, tentu saja untuk mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tubuh.
Secara umum, sebenarnya tidak ada pantangan makan ( diet ) setelah melakukan tindakan operasi.
Kecuali jika memang orang yang sakit menderita suatu alergi atau memang mendapat pesan khusus dari dokter.
Sebagi contoh misalnya, setelah melakukan tindakan operasi usus besar, tentu saja orang yang sakit tidak boleh mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna.
Dan sebaliknya, setelah tindakan operasi persalinan, justru dibutuhkan konsumsi makanan dalam jumlah yang besar guna mempercepat proses penyembuhan, terutama konsumsi makanan yang kaya protein, vitamin dan mineral. Cara mengatur gizi ini sangat diperlukan untuk membantu proses perbaikan sel dan jaringan serta memperkuat daya tahan agar tidak terserang penyakit.
Namun yang terjadi pada masyarakat awam terkadang justru sebaliknya. Apapun tindakan operasi yang dilakukan, masyarakat justru menghindari makanan sumber protein, seperti telur, ayam, daging, dan ikan. Karena ada kekhawatiran akan menimbulkan rasa gatal, luka tidak cepat kering, timbul belang dan sebagainya.
Hal ini tentu saja kurang tepat, karena orang sakit setelah tindakan operasi justru membutuhkan zat gizi tersebut untuk mempercepat proses penyembuhannya.
Maka yang perlu diperhatikan sebagai pedoman adalah diet setelah operasi adalah makanan yang diberikan kepada pasien ( penderita sakit ) setelah menjalani pembedahan ( operasi ), yang pengaturannya disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan serta ada tidaknya penyakit penyerta. Dalam hal ini termasuk juga pada jenis obat yang harus dikonsumsi penderita.Karena memang ada jenis obat tertentu yang mempunyai reaksi negatif jika dikombinasikan dengan jenis makanan tertentu pula.
Hal yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk melakukan diet setelah tindakan operasi, antara lain :
1. Memberikan kebutuhan dasar bagi tubuh penderita ( cairan, energy, dan protein )
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan zat gizi lainnya ketika dan selama proses tindakan operasi.
3. Memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh.
4. Mencegah dan menghentikan adanya pendarahan.
Pemberian makanan sebaiknya diberikan secara bertahap. Mulai dari makanan berbentuk cair, saring, lunak baru kemudian makanan dalam bentuk biasanya.
Pemberian makanan secara bertahap ini mempunyai tujuan untuk melatih system pencernaan agar kembali berfungsi seperti semula, berhubungan dengan jenis tindakan operasi dan keadaan penderita.
Pengaturan diet makanan setelah tindakan operasi disarankan sebagai berikut :
1. Mengandung cukup energy, protein, lemak dan zay gizi lain
2. Bentuk makanan harus diseduaiakan dengan kondisi dan kemampuan penderita
3. Menghindari makanan yang sifatnya merangsang tubuh ( misal, makanan pedas, asam dan sebagainya )
4. Hindari makanan yang masih panas, berikan makanan yang suhunya sudah normal
5. Porsi makanan agar disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan makan penderita setiap harinya.
Meski bukan untuk setiap penderita, salah satu jenis makanan yang baik setelah melakukan operasi yang sangat disarankan adalah ikan gabus ( jawa : ikan kutuk ).
Ini disebabkan kandungan protein ikan gabus diketahui lebih tinggi dibandingkan dengan semua jenis makanan sebagai sumber protein yang dikenal secara umum, misal : telur, ayam ataupun daging.
Disamping itu nilai cerna protein ikan jauh lebih baik, sampai mencapai 90 %.
Jadi satu hal yang patut diketahui oleh masyarakat umum adalah setelah melakukan tindakan operasi terhadap penderita sakit jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan yang kaya protein.
Jangan sebaliknya.