-->

Aneh Bin Ajaib, Ternyata Banyak Orang Indonesia Yang Tidak Suka Kaya

● Ada orang yang tidak suka kaya ? 

Kedengarannya aneh dan tidak masuk akal …di tengah hiruk-pikuk dan salin berlombanya orang-orang untuk menimbun kekayaan dan memperkaya diri ( bahkan dengan menghalalkan segala cara ) ternyata ada banyak orang Indonesia yang tidak “suka kaya”. 
Kalau tidak percaya, saya bisa tunjukkan. 
Namun karena banyaknya orang-orang yang tidak suka kaya ini, tidak bisa disebutkan satu persatu orangnya, tapi saya bisa menunjukkan tempatnya. 

Bila ingin tahu dimana tempat tinggal orang-orang yang tidak suka kaya ini, pertama pergilah ke kota Bandung. Setelah itu, langsung menuju ke salah satu kecamatan yang bernama Kecamatan Arcamanik. Kecamatan Arcamanik sendiri memiliki 5 buah desa yang masuk dalam wilayahnya. 
Karena itu carilah satu kelurahan dalam wilayah kecamatan Arcamanik yang pada dasarnya merupakan daerah pertanian / daerah agraris yang memiliki titik ordinat 6.918135°S 107.671846°B dan memiliki kode pos 40293. 
Kalau masih agak bingung, coba lihat peta ini : 


Nah, kalau sudah ketemu, masuklah ke desa / kelurahan tersebut, lalu bertanyalah kepada siapa saja yang anda temui di desa tersebut. 
Cobalah bertanya : “ siapakah anda ?” 
Maka pasti dijawab : “ saya orang Sukamiskin” atau “saya warga Sukamiskin”. 
Dan pada siapaun anda bertanya ( selama masih di dalam desa tersebut ) maka jawabannya akan serupa :” saya orang Sukamiskin”. 
Nah kan …terbukti, ternyata masih ada banyak orang “Sukamiskin”, bukannya suka kaya. 

● Asal usul dan sejarah desa Sukamiskin 

Konon, di saat masih jaman penjajahan Hindia Belanda pada tahun 1881 M, di satu tempat yang saat ini berada di pinggir jalan raya, pertengahan antara Bandung Ujung Berung, kurang lebih sejauh 8 km sebelah timur dari Kota Bandung, didirikanlah sebuah pondok pesantren oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo. Belum ada keterangan, apa nama pondok pesantren tersebut waktu pertama kali didirikan. 
Namun yang jelas, dengan berjalannya waktu dan makin bertambahnya santri yang menimba ilmu di pondok pesantren, daerah ini menjadi semakin ramai. 

Karena merupakan Pondok Pesantren Pertama dan Tertua di Kota Bandung dan letaknya yang memang strategis maka pondok pesantren ini semakin banyak didatangi orang dari berbagai penjuru pelosok, terutama dari wilayah Bandung dan Jawa Barat, sehingga pondok pesantren tersebut seolah-olah sebuah pasar besar yang menarik dan mengundang banyak orang untuk mengunjunginya, karena harum dan semerbak dengan ilmu keagamaan yang diajarkan. 

Sehingga oleh K.H. Raden Muhammad bin Alqo pondok pesantren ini disebut sebagai “Suq Misk”. 
Suq Misk sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “Suq” yang berarti pasar dan kata “Misk” yang berarti minyak wangi. 
Sehingga secara harfiah nama Suq Misk memiliki arti “Pasar Minyak Wangi” 

Namun karena lidah orang Sunda yang mungkin agak kesulitan dan kurang fasih dalam mengucapkan kata-kata dari bahasa Arab, maka nama “Suq Misk” secara perlahan dan sedikit demi sedikit berubah pengucapannya menjadi “Sukamiskin”. 
( Sebagaimana layaknya lidah orang Jawa yang kesulitan mengucapkan kata dari bahasa Arab, “Al Quds”, sehingga pada akhirnya berubah pengucapannya menjadi Kudus / Kota Kudus ) 

Dengan berjalannya waktu dan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas, maka pondok pesantren ( dan juga daerah di sekitar pondok pesantrean ) sejak tahun 1918 disebut dengan nama Pondok Pesantren Sukamiksin

Nah itulah asal-usul nama Sukamiskin, dan dari situ pula, nama SUKAMISKIN akhirnya dikenal hingga saat ini. 

● Yang Unik dari Kelurahan Sukamiskin 

Asal-usul nama Sukamiskin termasuk unik, selain itu ada hal-hal lain yang unik dari Kelurahan Sukamiskin, misalnya : 

- Di daerah ini terdapat sebuah penjara bernama Gedung Penjara Sukamiskin yang dibangun tahun 1923. Uniknya, penjara ini justru malah lebih terkenal daripada desa itu sendiri. 
Coba saja mengetikkan kata kunci “sukamiskin” di mesin pencari Google, maka informasi yang ditampilkan mayoritas adalah tentang “penjara sukasmiskin”, bukannya desa /kelurahan Sukamiskin. 

- Meski saat ini lebih dikenal sebagai daerah pemukiman, daerah Sukamiskin sebenarnya adalah daerah agraris atau pertanian. 
Pergeseran guna lahan ini terjadi pada sekitar tahun 199. Sebelum diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kabupaten dan Kota Bandung, status Sukamiskin bukanlah merupakan sebuah kelurahan melainkan sebuah Desa, yang merupakan pemekaran dari Desa Cisaranten Kulon Kecamatan Buahbatu Kabupaten Bandung, pada tanggal 14 Juli 1984 sebagai Desa Persiapan, dan baru berstatus Desa Definitif pada tanggal 14 Pebruari 1986. 

- Di Sukamiskin tercatat ada Kepala Desa yang pertama dan yang terakhir dipilih rakyat, yaitu  Tata Setiawan. Sebab untuk selanjutnya Jabatan ini diisi atas kebijaksanaan Walikota Bandung, karena terhitung mulai tanggal 1 April 1989 Desa Sukamiskin resmi termasuk daerah perluasan Kota Bandung. 

- Tanah Arcamanik dulunya ternyata merupakan tanah yang dikuasai oleh militer Hinda – Belanda dan berstatus Tanah Negara Bebas seluas 100,061 Ha vide Surat Keputusan Residen Tahun 1951. 
Yang aneh lainnya tentang kota di Jawa Barat :

You may like these posts