-->

Negara Ini Pilotnya Paling Banyak Melakukan Bunuh Diri Dengan Menabrakkan Pesawatnya

Beberapa waktu lalu, heboh tentang jatuhnya pesawat komersial GermanWings akhirnya terungkap. Secara resmi diumumkan bahwa pesawat penumpang GermanWing jatuh dan meledak dikarenakan Co-pilot pesawat ini – Andreas Lubitzs - secara sengaja bunuh diri dengan cara menjatuhkan dan menabrakkan pesawat nahas tersebut ke pegunungan Alpen.

Kasus-kasus kecelakaan pesawat yang diakibatkan oleh sang pilot dan atau kopilot yang memang sengaja bunuh diri sebelumnya memang pernah beberapa kali terjadi di berbagai belahan dunia. Rata-rata, sang pilot atau ko pilot melakukan bunuh diri dengan sengaja menjatuhkan atau menabrakkan pesawatnya disebabkan karena adanya permasdalah pelik yang dihadapi dan tidak bisa diatasinya. Atau karena depresi yang berkelanjutan.

Namun demikian kejadian tragis semacam ini, umumnya sifatnya masih sporadis.
Dan jumlahnya pun masih bisa dihitung dengan bilangan jari.

Tetapi tahukah anda, jika ternyata ada salah satu Negara di dunia ini yang pilotnya tercatat paling banyak sengaja melakukan bunuh diri ?

Tidak hanya 1 atau 2. atau puluhan atau ratusan, tetapi jumlahnya bahkan mencapai ribuan pilot ?
Dan “anehnya” sikap bunuh diri para pilot ini malah didukung oleh negaranya.

Negara manakah itu ? Dan mengapa mereka melakukannya ?

Untuk itu, mari membuka kembali lembaran kelam Perang Dunia Kedua.
Perang Dunia II akhirnya pecah di kawasan Pasifik setelah Jepang secara mendadak menyerang pangkalan Amerika, di Pearl Harbour pada tahun 1941, di bawah komando Laksamana Isoroku Yamamoto.
Salah satu perwira tinggi pasukan Jepang yang bertanggung jawab atas masalah teknis dalam penyerbuan tersebut adalah Laksamana Takijiro Onishi (大西瀧治郎 ).
Sebab Onishi merupakan kepala divisi pengembangan penerbangan angkatan laut dalam kementrian perlengkapan perang Jepang.

Onishi sendiri sebenarnya tidak menyetujui rencana penyerbuan ke Pearl Harbor ini,sebab ia meyakini akan memicu terjadinya perang berskala besar. Namun musuh yang harus dihadapi lebih kuat dan memiliki cukup sumber daya.

Menyusul jatuhnya Kepulauan Mariana, ke tangan tentara Sekutu pada tahun 1944, Onishi mengubah pandangan dan memerintah para pilot pada pasukan udaranya untuk melakukan penyerangan dengan cara – yang kemudian dinamakan - Kamikaze. Sehingga Laksamana Takijiro Onishi kemudian dikenal sebagai pencetus serangan kamikaze ini.
( Sebagai catatan : sebelum Takijiro Onishi sebenarnya sudah ada cara penyerangan dengan metode yang seperti itu ).

Apa itu Kamikaze ?

Yang dimaksud dengan serangan Kamikaze oleh Laksamana Takijiro Onishi ini adalah dengan menggunakan pesawat terbang tempur Mitsubishi A6M Zero yang telah dimuati dengan bom seberat 250 kg. Dan pesawat-pesawat ini diharuskan untuk menukik dan menabrak diri ke kapal-kapal Sekutu lalu meledak bersama dengan pilotnya !

Sederhananya, sang pilot harus bersedia melakukan bunuh diri menabrakkan pesawat ( dan dirinya ) ke kapal-kapal sekutu dan meledak bersama bom seberat 250 kg !


Dalam sebuah rapat di Lapangan Udara Mabacalat (Clark Air Base) dekat Manila, Onishi mengumpulkan para perwira staffnya dan mengatakan dengan suara terharu bahwa takdir Dai Nippon ( jepang ) terletak di tangan pilot-pilotnya. Onishi mengatakan “Saya pikir tiada cara lain lagi untuk mempertahankan Filipina selain memasang 250 kg bom pada pesawat-pesawat zero dan menabrakkannya ke kapal induk Amerika, ini adalah untuk menahan mereka selama seminggu”

Meski suasananya sangat tegang ( waktu itu ), - hebatnya - dari sorot mata para pilotnya dapat terlihat dengan jelas bahwa para pilot tempurnya bersedia gugur bagi Tenno Heika, bagi kaisar, bagi negaranya. Bahkan seorang letnan yang bernama Yukio Seki yang baru saja menikah sebelum berangkat ke medan perang juga bersedia melakukan misi ini untuk membela Dai Nippon.

Maka mulailah periode serangan udara yang nekat dan gila-gilaan, Kamikaze. Para pilot pesawat tempur Jepang dengan sangat berani melakukan aksi bunuh diri dengan menabrakkan pesawatnya ke kapal-kapal sekutu, dan gugur meledak bersama 250 kg bom.

Berapa jumlah pilot pesawat tempur Jepang yang mengikuti misi bunuh diri – Kamikaze - ini ?

Dalam surat perpisahannya sebelum melakukan Seppuku – yaitu bunuh diri ala Jepang dengan merobek perutnya sendiri menggunakan pedang pendek - Takijiro Onishi, meminta maaf kepada sekitar 4000 pilotnya yang telah dikirimnya sebagai pilot bunuh diri, dengan sengaja menabrakkan pesawatnya.


Onishi juga meminta pada generasi muda ( Jepang ) yang selamat dari perang tersebut agar dengan semangat Kamikaze kembali membangun negaranya dan perdamaian dunia serta jangan pernah melupakan kebanggaan sebagai orang Jepang. Onishi juga menyatakan dengan kematiannya dia bertanggung jawab pada para pilot kamikaze dan keluarganya.

Dengan adanya aksi serangan Kamikaze ini,maka bisa dicatat bahwa negara Jepanglah yang merupakan Negara Dimana Pilotnya Paling Banyak Melakukan Bunuh Diri Di Dunia.


Lihat juga :

You may like these posts