-->

Tusuk Gigi Ternyata Sudah Digunakan Manusia Purba, Ini Buktinya

Pada umumnya orang mengira dan beranggapan bahwa perilaku menggunakan tusuk gigi setelah makan hanya dilakukan oleh orang-orang modern.

Namun sepertinya anggapan seperti itu ternyata kurang tepat. Sebab manusia purba ternyata sudah menggunakan peralatan tusuk gigi ini.

Bahkan digunakan sejak 1, 8 juta tahun yang lampau.

Hal tersebut terungkap berdasar satu temuan dan penelitian para ilmuwan.
Dan berdasar hal tersebut para ilmuwan menemukan adanya bukti penyakit gusi berdarah karena penggunaan tusuk gigi berulang kali.
Satu Tim ilmuwan peneliti dari Universitas Zurich, Swiss telah meneliti pada bentuk rahang manusia purba yang ditemukan di Dmanisi, Georgia.
Yaitu satu situs tempat ditemukannya bukti paling awal tentang adanya manusia purba di luar benua Afrika. Situs Dmanisi ini dianggap sebagai tempat penting untuk mengkaji bagaimana manusia purba bermigrasi dari Afrika.

Tim ilmuwan mengatakan bahwa penelitian yang mereka lakukan akan dapat digunakan untuk menerangkan berbagai bentuk gigi manusia.
Untuk penelitian ini para ilmuwan menggunakan cara forensik baru guna melihat berbagai bentuk gigi manusia purba yang diperkirakan merupakan nenek moyang warga Eropa.
Dan dengan meneliti gigi, para ilmuwan dapat mengungkap apa yang dimakan serta usia manusia purba.

Sebagaimana dikutip dari laman BBC, Ani Margvelashvili, kepala peneliti dari Universitas Zurich, Swiss, mengatakan para ilmuwan meneliti usia serta gigi melalui fosil manusia purba ini.
Para ilmuwan juga menemukan adanya luka yang terlihat di akar salah satu gigi.
"Individu yang menggunakan tusuk gigi ini masih muda dan ini terlihat dari gigi mereka yang masih bagus. Kami juga menemukan adanya luka antara gigi dan gusi...tempat digunakannya tusuk gigi," kata Margvelashvili.

Selain itu para peneliti juga menganalisis empat rahang dari fosil manusia purba paling tua yang pernah ditemukan.
"Tidak sering, Anda bisa menemukan empat rahang di satu situs. Kami bisa melihat bentuk-bentuk yang belum pernah kami lihat sebelumnya," kata David Lordkipanidze dari Museum Nasional Georgia.
Namun sampai sekarang para ahli belum bisa mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap mengapa rahang manusia purba yang ditemukan di Georgia sangat beragam.

Hasil kajian para ilmuwan tersebut ditulis di akademi sains Amerika, PNAS.
Lihat juga :

You may like these posts