-->

Pejabat Gedung Putih Ungkap Program Vaksinasi Untuk Kedok Mata-Mata

Masalah program vaksinasi memang sempat menjadi perdebatan yang sangat panas, terutama pada media elektronik. Berupa pro-kontra, serupa debat kusir yang tidak berujung pangkal.

Pihak yang berkepentingan menyatakan bahwa program vaksinasi memang perlu dan dibutuhkan demi kesehatan masyarakat ( dunia ).
Sedangkan pihak yang menyangkal, mereka mencurigai bahwa program vaksinasi pada dasarnya mengandung maksud-maksud tertentu yang tersembunyi.

Dengan berjalannya waktu , akhirnya pro-kontra tentang program vaksinasi ini terungkap jelas.
Sebagaimana dikutip dari laman BBC yang berbahasa Indonesia, dituliskan :
“Pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa badan intelijen CIA tidak lagi menggunakan program vaksinasi sebagai kedok operasi mata-mata.”
Lisa Monaco -penasehat Presiden Obama untuk masalah-masalah terorisme- mengatakan CIA setuju untuk menghentikan pemanfaatan berbagai kegiatan vaksinasi untuk kepentingan intelijen.
Monaco juga menambahkan bahwa CIA juga setuju untuk tidak menggunakan data genetik yang diperoleh dari berbagai program kesehatan masyarakat seperti vaksinasi.

Dengan pernyataan tersebut maka secara jelas terungkap bahwa selama ini pihak Amerika – melalui CIA - memang telah mendompleng dan memanfaatkan program vaksinasi di masyarakat dunia ( terutama di dunia ketiga ) untuk kegiatan aksi mata-mata mereka. Meski selama ini ditutup-tutupi dan disangkal.

Lebih lanjut, keputusan tersebut diputuskan setelah adanya keberatan dari kalangan tenaga medis profesional di Amerika tentang penggunaan program kesehatan masyarakat di Pakistan ( ketika memburu Osama bin Laden ).
Kalangan medis mengatakan bahwa tidak semestinya suatu program kesehatan untuk masyarakat justru dimanfaatkan untuk menutupi suatu operasi mata-mata.

Sebagaimana diketahui. pada tahun 2011 CIA pernah berupaya untuk mendapatkan sampel DNA dari beberapa anak yang mereka yakini memiliki hubungan dengan Osama bin Laden, dengan melakukan program vaksinasi Hepatitis yang dilakukan oleh dokter Pakistan bernama Shakil Afridi.

Dokter Shakil Afridi sendiri akhirnya diadili dan dinyatakan bersalah dengan vonis 33 tahun penjara. Meski Vonis tersebut kemudian dibatalkan namun Afridi masih diharuskan untuk menjalani sidang ulang.
Dengan alasan adanya keterlibatan CIA dalam kegiatan vaksinasi di Pakistan itulah yang membuat pejuang Taliban menjadikan program vaksinasi polio sebagai sasaran serangan .
Taliban yakin program vaksinasi ini pada dasarnya hanyalah satu kedok untuk operasi mata-mata CIA.

Lihat juga :

You may like these posts