-->

SUPER HEMAT, Lampu Tenaga Gravitasi Tanpa Biaya PLN Dengan Harga Sangat Terjangkau

Berapa uang yang harus anda keluarkan untuk membeli sebuah lampu penerangan rumah ?

Kalau lampunya " ecek-ecek " mungkin dengan harga sekitar 10.000 sudah dapat satu. Tetapi jika lampu yang dibeli adalah lampu yang bermerk tentu butuh uang puluhan ribu. Atau bahkan sampai ratusan ribu jika memilih watt yang cukup besar.
Dan itupun anda masih tetap harus membayar penggunaan “strum- PLN” di setiap bulannya.
Meskipun anda menggunakan lampu Led sekalipun, yang memang hemat energi dan awet.
Sebaiknya simak juga :

Sekarang, bagaimana jika anda ditawari sebuah lampu yang harganya terjangkau sekali “Cuma” seharga 5 dollar ( atau setara dengan 60.000 rupiah untuk kurs saat ini ), namun anda akan terbebas dari biaya membayar “strum PLN ” selamanya ?

Pilih mana ?

Seorang desainer dari Negara Inggris, Martin Riddiford belum lama ini dikabarkan telah menemukan sebuah lampu yang bertenaga gravitasi bumi, Ia menyebutnya sebagai GravityLight.Lampu yang besarnya seukuran buah nanas ini diklaim akan membebaskan pemakainya dari biaya membayar strum selamanya.

Sebab lampu GravityLight ini menggunakan tenaga gravitasi sebagai sumber dayanya.

Digerakkan oleh sebuah beban seberat 25 pon yang jatuh perlahan dari ketinggian enam kaki dalam 30 menit. Akibat gaya kinetik yang dihasilkan oleh beban jatuh tersebut mampu membuat motor yang berada di dalam lampu berotasi ribuan kali per menit dan menghasilkan cahaya.

Sebagaimana dikutip dari businessweek.com, sang penemu Martin Riddiford mengatakan, GravityLight akan segera diuji coba di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah pada musim panas ini.
“Menurut rencana, lampu ini akan dipasarkan dengan harga USD5 (sekitar Rp50 ribu) per unit,” kata Martin yang berencana menggunakan teknologi ini untuk charger ponsel.

Martin merasa perlu menemukan Gravity Light ini, meski jaman ini disebut era modern, namun kenyataannya ternyata masih ada sekitar 1,5 miliar penduduk di dunia, terutama dari negara-negara berkembang, yang dalam menjalani aktivitas hidup tanpa menggunakan tenaga listrik sama sekali.

Mereka masih menggunakan lampu minyak tanah sebagai alat penerangan rumah.
Bahkan berdasar data World Bank disebutkan, bahwa mereka mengeluarkan 10% penghasilannya, yakni sekitar USD36 miliar, untuk membeli minyak tanah.
Sedangkan ketersediaan energi minyak bumi dan atau energi yang tidak terbarukan lainnya makin hari makin menipis.

Namun meski Gravity Light ini bisa dijadkan salah satu energi / penerangan alternative, namun lampu buatan Martin ini juga memiliki kelemahan. Meski nyalanya jauh lebih terang dari lampu minyak, pada Gravity light, setiap setengah jam sekali, beban lampu tersebut harus dinaikkan secara manual untuk mengulang proses.
Bagaimana,mau mencobanya ?
Dan jangan lupa, simak juga :

You may like these posts