-->

Jakarta Sudah Tidak Lagi Jadi Sasaran Arus Balik, Operasi Justisi Ditiadakan

Ini mungkin kabar terbaru bagi para pemudik, khususnya yang dari dan ke Ibukota, Jakarta.
Sebagaimana umumnya di tahun-tahun sebelumnya, para pemudik yang balik lagi ke Jakarta pada biasanya seringkali membawa tambahan personil yang ingin ikut mengais rejeki di kota pusat Negara.
Sehingga waktu itu sering diuber dan terkena operasi Justisi yang dilakukan oleh pemerintah Jakarta dalam rangka menertibkan para pendatang baru di ibukota.

Namun untuk tahun ini telah dipastikan tidak akan ada lagi operasi Justisi sebagaimana tahun sebelumnya. Sebab kepastian ini telah disampaikan oleh Basuki Cahaya Purnama alias Ahok sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan tidak ada operasi yustisi atau penjaringan warga baru oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada masa mudik dan balik lebaran di tahun 2014 ini.
Alasan mengapa tidak ada lagi Operasi Justisi Di Jakarta tahun ini dapat disimpulkan dari pernyataan Kepala Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta.
Yang menyatakan bahwa tidak adanya operasi Yustisi sebab Jakarta bukan ( lagi ) merupakan sasaran utama bagai para pemudik yang balik dari daerah-daerah lain.
Lebih jauh disampaikan jika Jakarta saat ini “hanya” merupakan tempat 'transit' para pemudik yang balik untuk menuju kawasan industri di kota-kota sekitar DKI, seperti Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Hal ini disebabkan Pemprov DKI Jakarta telah membuat kebijakan memindahkan kawasan industrinya ke luar wilayah Jakarta.
Dan karena kebijakan itu pulalah catatan terakhir tentang tingkat pertumbuhan penduduk Jakarta tergolong rendah, yaitu sekitar 1,4 persen.
Sedangkan di daerah Depok atau Bekasi angka tersebut sudah mencapai di atas 3 persen.

Untuk mendukung kebijakan tersebut, Pemprov DKI memilih menerapkan Bina Kependudukan untuk menurunkan jumlah pendatang baru .

Menurut Plt. Gubernur DKI Jakarta, operasi yustisi akan diganti program Bina Kependudukan. Salah satu caranya dilakukan dengan sosialisasi melalui spanduk-spanduk.

Yang misalnya berbunyi 'Jakarta Sudah Padat, Lebih Baik Gotong Royong Membangun Desa' atau 'Terima Kasih untuk Tidak Mengajak Pendatang Baru ke Jakarta'.
Atau juga dengan leaflet yang berisi informasi dampak kepadatan penduduk ibu kota yang padat dan macet. Serta, perihal mekanisme pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di DKI.
Dan juga melalui seruan Gubernur DKI kepada masyarakat agar tidak membawa pendatang baru ke Jakarta.

Simak juga :

You may like these posts