-->

Tips : Logam Berat Ini Beracun Bagi Manusia

Apa itu logam berat ? Bukankah yang namanya logam, itu pasti berat ?
Sebagaimana telah lazim bersama diketahui bahwa di alam terdapat beraneka ragam unsur. Yang kemudian ada salah satu kategori penggolongannya menjadi golongan logam atau non logam. Dan unsur-unsur yang masuk dalam kategori “logam” mempunyai sifat dan karaketristik sebagaimana yang telah kita kenal selama ini.

Apa yang disebut sebagai istilah “logam berat” sebenarnya untuk menyebut beberapa unsur seperti : Arsenik ( As ), Kadmium ( Cd ), Tembaga ( Cu / Cuprum ), Merkuri ( Hg / Air Raksa ), Timah ( Sn ), Seng ( Zn ), Timah Hitam ( Pb / Plumbum ), Cobalt ( Co ), Khromium ( Cr ), Nikel ( Ni ), dan Vanadium ( V ).
Dan “mereka” disebut sebagai “logam berat” lantaran Berat Molekul ( BM ) nya yang memang rata-rata lebih besar bila dibandingkan dengan unsur-unsur kimia lainnya.
Kegunaan dari masing-masing logam berat yang disebut di atas juga sama-sama telah diketahui. Diaplikasikan baik pada bidang militer, industri, sampai rumah tangga.

Masalah terbesarnya adalah, disamping memang sangat berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari, unsur-unsur alam yang masuk dalam kategori logam berat ini sering “dituduh” menjadi biang keladi beberapa gangguan kesehatan yang serius.
Peran logam berat sebagai biang keladi yang meracuni kesehatan manusia ini juga telah diketahui berabad-abad yang lampau.
Bahkan para “dokter” di jaman Romawi dan Yunani kuno telah mendiagnosis gejala-gejala keracunan Timah, jauh hari sebelum ilmu Toksikologi berkembang.

Secara biologis, logam berat yang berbahaya ini juga menghalangi kerja mikroorganisme tanah dalam memecah unsusr hara yang dipakai untuk menyokong kehidupan tumbuhan.

Partikel debu logam yang menyebar ke udara lewat pembakaran fosil, misalnya, juga merupakan sumber utama emisi udara.
Bagian terbesar dari logam berat yang tersebar di udara akhirnya mengendap di tanah selama bertahun-tahun. Besarnya konsentrasi logam di tanah sebanding dengan besarnya proses penghancuran logam-logam tersebut.
Dan apapun sumbernya, logam berat merupakan bahan beracun yang pada akhirnya akan sangat berbahaya bagi kesehatan lingkungan dan manusia. Sehingga logam-logam dari jenis ini secara undang-undang limbahnya masuk dalam kategori limbah B3 ( atau Bahan Beracun Berbahaya ).

Sudah tercatat adanya segudang efek negatif dan timbulnya penyakit kronis yang diakibatkan ulah dari logam berat ini. Yang tak lekang di ingatan, tentu saja keracunan kronis massal di Minamata, Jepang.
Lalu timbulnya gangguan ginjal, timbulnya berbagai macam kanker, rusaknya sistem syaraf pusat, meracuni otak, terjadinya gangguan pada sistem reproduksi, gangguan jantung, autisme, sampai terjadinya penurunan IQ dan kecerdasan, dan masih terlalu banyak lagi jika harus disebutkan satu persatu.
Dan yang paling fatal tentu saja berakibat bisa merenggut nyawa.

Dalam kaitannya dengan tingkat kecerdasan dan IQ ada laporan penelitian valid yang menyebutkan bahwa paparan Timah dapat secara nyata menurunkan IQ anak usia sekolah. Dimana setiap 10 Mikrogram per desi liter darah akan menurunkan angka IQ 1 – 5.

Repotnya, meski telah terbukti membawa akibat maut bagi manusia, logam berat ini masih begitu mudah dijumpai dalam berbagai produk keseharian yang digunakan manusia. Ibaratnya melenggang lepas.
Kasus yang paling santer beberapa waktu lalu misalnya adalah adanya kandungan logam berat pada beberapa bahan pangan yang populer dikonsumsi.
Dan mungkin tak lepas pula dari ingatan anda tentang adanya kasus produk-produk kosmetik yang ternyata mengandung bahan kimia berbahaya / logam berat di dalamnya.

Meski segudang bukti telah tersedia, aparat yang berwenang seolah-olah “loyo” dalam memerangi dan memberantasnya. Dan repotnya lagi, masih banyak lapisan masyarakat yang belum menyadari dan sadar lingkungan tentang pengaruh dan bahaya dari logam berat ini.
Sehingga resiko penyakit akibat paparan logam berat ini seakan-akan begitu sulit dicegah. Terus terjadi dan terus saja terjadi, dari hari ke hari.

You may like these posts