-->

Hasil Akhir Semi Final Piala AFF Indonesia Vs Vietnam : Saya Baru Saja Menonton Dagelan Dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia

Mohon maaf dan dengan sangat menyesal, jika dengan sangat terpaksa harus menuliskan uneg-uneg saat menonton pertandingan semi final Indonesia Vs Vietnam malam ini. 

Bukannya tidak cinta dan bangga dengan Timnas Indonesia yang tengah berjuang merebut tempat terhormat di salah satu ajang yang bergengsi di Asia Tenggara, turnamen piala AFF. 
Sebaliknya, justru karena cinta dan bangganya dengan Timnas Indonesia – meski hanya sebatas penonton penggembira – maka saya “menguatkan tekad dan hati” untuk menulis ini. 
Simak yang ini : 

Dan karena sebatas penonton penggembira – maka apa yang saya tulis tidaklah se”nerithik” dan se-“ndakik” seperti apa yang ditulis oleh para reporter olah raga atau para pengamat sepak bola. 
Tulisan ini hanyalah lebih mirip curhatan atau sebatas uneg-uneg dicoretkan, daripada mengganjel dalam hati. 

Sebagai dan seperti warga negara Indonesia lainnya, saya juga sangat antusias menyambut untuk menonton pertandingan Indonesia Vs Vietnam pada piala AFF di malam 7 Desember ini. 

Dan seperti warga negara Indonesia lainnya, saya juga sangat berharap dan menginginkan agar Timnas Indonesia berjaya, memenangkan pertandingan krusial ini, hingga dapat lanjut ke babak selanjutnya. Bertemu lagi dengan kesebelasan Thailand di babak final. 
Hanya saja begitu menyalakan TV dan melihat tayangan pertandingan yang baru saja mulai –bukannya tidak nasionalis – saya tiba-tiba jadi gregetan dan “neg” serta menjadi “sedikit” pesimis. 

Meski tidak memiliki pengetahuan teknis, taktis dan strategis yang bisa disebut memadai untuk tataran sepak bola papan atas, namun karena jelek-jelek dulunya pernah juga bermain sepak bola, meski hanya sebatas “Tarkam” dan tingkat kabupaten, dengan segera saya mengira-ira ( tidak berani memprediksi karena bukan pengamat ) jika tetap bermain seperti ini maka Timnas Indoensia “pasti” akan kalah. 
Di awal-awal hingga hampir sepanjang babak pertama, kesebelasan Indonesia habis-habisan ditekan Vietnam. 
Yang karena begitu hebatnya tekanan yang dilakukan oleh para pemain Vietnam, sang komentator bahkan menyebutnya sebagai “ 7 hari 7 malam”. 

Saking dahsyatnya. 

Karena itu, jujur saja, saya tidak sepenuhnya menonton pertandingan tersebut. 
Ya..itu tadi ..karena geregeten dan neg. Sehingga sebentar-sebentar saya “harus” beralih ke stasiun TV lainnya untuk menetralisisr rasa neg-nya. 
Tapi yang namanya warga Indonesia yang cinta pada Timnas-nya tentu saja “tidak tega” jika harus meninggalkan tidak menontonnya. 
Sehingga kembali lagi pindah chanel untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya pada pertandingan. Begitu seterusnya. Sebentar lihat bola, sebentar lihat lainnya. 
Ibaratnya benci tapi rindu. Rindu tapi juga benci. 
( Sedikit-sedikit kok lihat...lihat kok sedikit-sedikit..)

Meski kata orang tua merupakan dosa, saya benar-benar putus harapan melihat penampilan Timnas Indonesia. Barulah muncul sedikiiiiiiiit... harapan ketika pada akhirnya timnas Indonesia berhasil menciptakan sebuah “gol tidak sengaja” ke gawang Vietnam. 
Meski – tentu saja – sedikit merasa senang dengan “gol bejo” tersebut, saya masih belum bisa berharap jika Timnas Indonesia nantinya bisa memenangkan pertandingan melawan Vietnam. 
Menurut ( angan-angan ) saya, bisa seri-pun sudah – lagi-lagi - BEJO. 

Barulah timbul harapan besar saat pada babak kedua, ketika penjaga gawang Vietnam dikartu merah dan diusir keluar lapangan oleh wasit. Sedangkan jatah pergantian pemain telah habis. 
Sehingga salah satu pemain belakang harus terpaksa “didapuk” mengenakan pakaian kiper dan menggantikan penjaga gawang. 

sumber gambar : online-instagramdotcom

Seketika dan dengan semangat saya “mantheng” stasiun TV yang menayangkan pertandingan ini. Dan “bertekad” tidak akan berpindah-pindah channel lagi. 
Sebab saya mengira dan berharap, Timnas Indonesia PASTI tinggal berpesta gol demi gol. Sebab ( lagi-lagi pikir saya ) apa sih “SUSAH”nya melawan 10 orang pemain, dengan penjaga gawang yang bukan penjaga gawang. 
Tinggal “lab-lob”, dihujani tembakan – meski dari jarak jauh – selama tepat mengarah ke mistar gawang, PASTI-nya “penjaga gawang gadungan” tidak akan bisa menangkapnya, ...dan gol.... 

sumber gambar : goldotcom
Tetapi...apa yang terjadi ..............harapan tinggal harapan...kekasih tak jua kembali....yang kuterima surat undangan.....setelahnya esok akan mengikat janji.......... 
( kayak lirik lagu tembang kenangan saja....) 

sumber gambar : plus-googledotcom

Yang terjadi malah sebaliknya.... Saya malah melihat “dagelan”....malah “dagelan” besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. 

Bukannya menyerang habis-habisan dan menceploskan gol demi gol ke gawang Vietnam, melainkan kesebelasan Indonesia malah harus dipaksa hilir-mudik, riwa-riwa, mondar-mandir, pontang-panting, lintang-pukang, jatuh-bangun digempur oleh “hanya” 9 pemain Vietnam ( karena minus kiper ) “tujuh hari tujuh malam”. 
Sehingga pada akhirnya penjaga gawang Indonesia Kurnia “ Squidword” Meiga harus memungut bola sebanyak 2 kali dari gawangnya. 
Ajaib...., kesebelasan Indonesia yang hanya melawan 10 orang pemain Vietnam kebobolan 2 gol, hingga sementara Indonesia ketinggalan 1- 2. 

Maka....kwek...kwek...kwekkk...( bukan kwak-kwak-kwak atau ha...haa...haa...) 
Sekali lagi ini bukannya tidak cinta maupun menghina, tetapi karena mewek, mau menangis sambil terpaksa tertawa, melihat dan meratapi betapa “NASIIIIIIIIBBB” Timnas Indonesia. 

Catatan ( dulu ya..) 
Nama penjaga gawang Indonesia Kurnia Meiga saya beri tanda petik di tengahnya sebagai nama julukan, Kurnia “ Squidword” Meiga, bukan dimaksudkan untuk mencemooh, mengejek atau menghinanya, melainkan sebaliknya. 
Julukan ini saya ambil dari julukan yang diberikan oleh anak saya. Anak saya sangat menyukai dan ngefans berat dengan Kurnia Meiga. 
Hanya saja karena masih anak-anak ia juga menyukai Squidword, salah satu tokoh dalam film Spongebob yang merupakan sosok gurita yang berlengan banyak. 
Anak saya sangat mengagumi kehebatan penampilan Kurnia Meiga, sebab ia “menyepadankan” dengan Squidword. 
Baginya, Kurnia Meiga saat menjaga gawangnya bagaikan Squidword yang berlengan banyak. 
Sehingga bola sesulit apapun masih juga bisa dijangkau dan ditangkap oleh tangan ( tangan ) Kurnia Meiga. 
Jadi, moga-moga dan mohon Mas Kurnia Meiga jangan tersinggung dan terima dengan julukan yang diberikan oleh anak saya yang memang ngefans berat.... 

Kembali ke laptop... 
Betapa NASIIIIBBBB kesebelasan Indonesia.... 
Meski tahu sedikit-sedikit sepak bola, tentu saja saya tidak berani, tidak berhak dan tidak berwenang untuk menyalahkan ( meskipun yang namanya “ndelok” itu kendel alok ) baik pada para pemain maupun jajaran tim pelatihnya. 
Sebab saya tahu ( karena pernah mengalami ) betapa beratnya beban pemain ketika sedang berlaga di lapangan. 
Terkadang mental mumpuni tetapi fisik tidak “nututi”, karena nafas sudah keluar dari telinga. 
Atau sebaliknya, daya tahan dan fisik masih josss, tetapi mental sudah gembosss... 

Jadi, jika harus menyalahkan, yang harus saya salahkan adalah diri saya sendiri. 
Kok... mau-maunya melihat “pertandingan sepak bola dagelan” seperti ini... 

Tapi toh, pada akhirnya Timnas Indonesia berhasil melenggang ke babak selanjutnya, berhadapan dengan Thailand di babak Final ? 

Sebab hasil akhir Indonesia Vs Vietnam kan seri, dengan skor 2 - 2 ? Dimana dengan hasil akhir tersebut, jika diakumulasi, jumlah golnya menjadi 4 - 3 untuk Indonesia. Kesebelasan Indonesia toh berhasil menyingkirkan Vietnam ? 

Bukan itu inti dan point-nya. 
Pada pertandingan selanjutnya – babak final AFF – Timnas Indonesia masih harus berhadapan dengan Timnas Thailand. Yang lebih ulet, lebih tangguh, lebih tahan banting dan lebih trengginas dengan mental baja. 
Yang jika kesebelasan Indonesia nantinya masih bermain seperti ketika bermain melawan kesebelasan Vietnam malam ini, maka saya 100 % yakin pesimis, jika Indonesia amat sangat mungkin sekali “keok”. Sedangkan meski - sekali lagi dengan tidak menyalahkan para pemain - para pemain Indonesia bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya saat bermain melawan Vietnam. Atau malah seperti anak-anak yang bermain ayam, yang berlarian mengejar kesana-kemari tak karuan juntrungnya. 

Yang “eloknya”, jajaran tim pelatih “seolah-olah” tidak melihatnya, atau terlambat membacanya atau malah seolah tidak “berbuat apa-apa”. 
Pada saat-saat yang genting seperti itu, mestinya ada yang berinisiatif mengambil tindakan – apa saja – untuk mengembalikan, menuntun dan menggelorakan semangat dan mental anak-anak Indonesia. 

Tetapi sekali lagi, ini bukan untuk menyalahkan siapa-siapa. Sebab tentu saja saya tidak berani, tidak berhak, tidak berwenang bahkan tidak pantes untuk itu. 
Jika saya “menyalahkan”, salah-salah saya nanti malah yang salah, digugat dan dituntut sebagai pembuat dan penyebar ujar-ujar kebencian dan pelecehan atau mencemarkan nama baik. Sebagaimana yang banyak terjadi belakangan ini. 

Ini, hanya uneg-uneg karena kecintaan pada Timnas Indonesia dan harapan. 
Dan kalau boleh, anggap saja sebagai kritikan dari fans kesebelasan Indonesia demi kemajuan dan kejayaan sepak bola tanah air. 
Agar kesebelasan Indonesia kembali berjaya dan mendapatkan “taringnya” lagi di kancah persepakbolaan, sekurangnya di Asia Tenggara. 

Dan semoga saja saat pertandingan final AFF, Indoenesia Vs Thailand tidak terjadi lagi “dagelan sepak bola”, seperti malam ini. 

BRAVO Timnas Indonesia, Semoga Berjaya dan MENJADI JUARA
Tentang TIMNAS Indonesia yang menarik lainnya :

You may like these posts