-->

Seberapa Cepatkah Sholat Tarawih Di Kampung Anda ?

Sebenarnya masalah di atas kurang elok jika dijadikan pertanyaan dan bahan perbincangan. Sholat tarawih yang dibahas kok cepat-cepatannya, seperti kayaknya balapan Formula eF Wan saja. 
Lha wong yang namanya Formula One saja, saat dibahas habis-habisan malah tidak bisa cepat-cepat kok. Sukanya lambat-lambat di belakang. 
Tetapi itulah kejadian yang ( kata orang-orang pinter ) faktual dan aktual yang sedang terjadi di masyarakat umum saat ini. 
Saat bulan puasa Ramadhan seperti ini, topik utama yang ramai dibahas biasanya adalah masalah bukber alias buka bersama, takjil, menu berbuka dan menu sahur. #bukber, #takjil, #menu buka, #menu sahur alias itu semua sama dengan makanan. 
Aneh kan masyarakat kita… Saat menjalani ibadah puasa Ramadhan yang seharusnya tidak banyak “ngeling-ngeling” makan, yang menjadi bahasan utama malah masalah makanan. 

Tapi ya…sudah lah. Hal di atas sepertinya sudah menjadi sebuah adat kebiasaaan. 
Meskipun tidak bisa dipungkiri mencerminkan sifat besarnya keinginan makan. Padahal kalau sudah makan, paling ya segitu saja...sepiring sudah sangat kenyang.
Yang unik, seumpama tidak ada bahasan mengenai makanan saat puasa Ramadhan seperti bukber alias buka bersama, takjil, menu berbuka hingga menu sahur, nyatanya puasa ramadhan, sepertinya kurang greget, tidak bisa rame ! 
Aneh ya… 

Nah setelah “kenyang” membahas makanan ( membahas saja sudah bisa bikin kenyang ), maka sub topik selanjutnya yang populer ya itu tadi, Seberapa Cepatkah Sholat Tarawih Di Kampung Anda ? 

Sudah menjadi rahasia umum, dengan makin “sejahteranya” warga, yang namanya masjid atau musholla tidak hanya ada di kampung-kampung saja. 
Di banyak daerah, kini yang namanya masjid atau sekurangnya musholla sudah terdapat hingga ke tingkat Rukun Warga alias eRWe. Itu artinya, setiap beberapa puluh rumah, anda bisa menemukan sebuah musholla sekurangnya. 
Dan yang menjadi sangat elok, di saat bulan puasa Ramadhan seperti ini, dari sekian banyak musholla yang ada, termasuk yang pelosok, yang biasanya pengunjung alias jamaahnya bisa dihitung hanya dengan jari, kini sekonyong-konyong koder, mak bedhunduk penuh semua. 
Kata orang pertunjukan full booked ! 
Terutama sekali saat sholat tarawih tiba. 

Eloknya lagi ya, dari sekian banyak musholla yang ada, meski masih dalam satu kampung misalnya, juga “menampilkan pertunjukkan” yang berbeda. 
Eh kok…saru jika dibilang seperti itu. 
Maksudnya, melakukan sholat tarawih yang berbeda. 
Ada masjid atau musholla yang melaksanakan sholat tarawih “hanya” sebanyak 11 rakaat.
Ada juga yang melaksanakan sholat tarawih dalam hitungan lebih, yaitu sebanyak 21 rakaat. Bahkan ada pula yang melaksanakan sholat tarawih sebanyak 23 rakaat. 
Itulah eloknya keragaman Indonesia. 
Meski dengan cara dan jumlah yang berbeda, umat sama-sama melaksanakan sholat tarawih atau sholat tarawih sama-sama.

Tidak hanya itu eloknya. 
Sebab jika mau menengok dari "speed"-nya, juga berbeda. 
Ada masjid atau musholla yang speed sholat tarawihnya “ngugemi” pepatah Jawa “ alon-alon waton kelakon”. 
Ada masjid atau musholla yang sholat tarawihnya mengikuti “mazhab” Vety Vera, yaitu “ yang sedang-sedang saja”… 
Namun ada pula masjid atau musholla yang sholat tarawihnya mengikuti “aliran garis keras” yaitu “speed is my spirit”, sehingga sholat tarawihnya layaknya balapan Formula eFWan, mak wuzzz…. 

Itu pasti anda sudah dengar. Soalnya pernah tayang di salah satu stasiun TV. 
Itu lho, berita yang mengabarkan adanya sebuah masjid yang sholat tarawihnya memiliki speed yang mengagumkan, yaitu sekitar 7 menitan ! Sehingga sempat bikin heboh dan bikin protes. 
Ya maklum lah, lha wong namanya sholat tarawih sebanyak 23 rakaat kok bisa dilakukan hanya selama 7 menit. Apa ndak keponthal-ponthal coba. 
Bahkan yang sudah cukup tua mungkin bisa sampai kedeprok-deprok, keplengkang-plengkang ! 
( He…he…inilah salah satu uniknya bahasa Jawa ). 

Dari hasil survey tidak resmi kecil-kecilan, setidaknya ada 3 speed ( kayak game saja ), yang terlihat pada shalat tarawih pada kebanyakan masjid atau mushola di kampung di Indonesia. 
Speed atau kecepatan rata-rata yang paling umum dan paling banyak terlihat dimasjid atau musholla saat melakukan sholat tarawih – entah itu 11 rakaat atau 23 rakaat – NORMAL nya adalah selama 45 menit hingga 60 menit. 
Ini adalah sholat tarawih dengan kecepatan rata-rata atau kecepatan normal atau kecepatan Vetty Vera, sedang-sedang saja. Dan masjid atau musholla seperti ini biasanya disukai jamaah tarawih yang umum. 

Untuk sholat tarawih yang tergolong lama biasanya memakan waktu lebih dari 90 menit. 
Meskipun ada, namun sepertinya tidak cukup banyak masjid atau mushola yang melaksanakan shalat tarawih selama ini. Shalat tarawih yang seperti ini biasanya kurang disukai anak-anak dan anak muda. Jamaahnya rata-rata para orang dewasa dan orang tua. 


Dan terakhir, untuk sholat tarawih yang tergolong cepat, biasanya dilakukan dalam waktu sekitar 30 menit. "Penggemar" sholat tarawih yang seperti ini mayoritas anak-anak dan anak muda yang masih “bergas” tubuhnya. 

Orang-orang tua, ampun dah…..keplengkang-plengkang jika harus mengikutinya…. 
( Makanya , ketika ada sholat tarawih yang dilakukan hanya dalam waktu 7 menit, sempat bikin heboh dan bikin protes. Bagaimana cara melaksanakannya…??)
Tapi itu sholat tarawih di Indonesia lho. Di luar negeri, Arab Saudi misalnya, sholat tarawih yang dianggap normal lamanya bisa berjam-jam. 

Lalu Seberapa Cepatkah Sholat Tarawih Di Kampung Anda ? 

Dan jangan lupa simak juga uniknya istilah lain tentang sholat di Indonesia :

You may like these posts