-->

Paling Indah Yang Pernah Terlihat, Safir Laut Dengan Kristal Quanin Ini Mampu Menghilang Dalam Sekejap Mata

Bagi para pecinta batu permata atau gems lovers tentu sudah sangat tahu tentang apa itu Safir. 
Bahkan orang yang baru ikut-ikutan menyuka batu permata juga tahu batu ini. Sebab batu safir merupakan satu dari peringkat batu permata berkelas selain berlian dan ruby ( merah delima ). 
Dan karena merupakan salah satu batu permata yang termasuk paling berharga, safir tidak dapat dengan mudah ditemukan. 
Sebutir kecil batu safir yang benar-benar berkualitas. Harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. 

Lalu apa jadinya jika itu adalah safir laut dengan kristal quanin yang mampu menghilang dalam sekejap mata ? 

Dan ini merupakan hal yang sungguhan, safir laut ini memang benar-benar mampu menghilang dari pandangan mata dalam sekejap saja. 
Namun yang dimaksud disini bukanlah batu permata, melainkan sejenis hewan laut kecil, krustasea air miniscule. Dengan keindahannya berupa kilauan warna biru cemerlang, merah berapi-api atau warna kilauan emas, yang dapat berubah-rubah setiap saat layaknya seekor bunglon, hewan yang sering disebut dengan safir laut ini memang sangat pantas jika dinobatkan sebagai hewan paling indah yang pernah terlihat. 

Sebab hewan laut yang masih merupakan anggota dari genus Sapphirina, tidak hanya mampu menggunakan efek lampu disko yang spektakuler untuk merubah-rubah kilauan warnanya , tetapi juga mereka menguasai teknologi optik tingkat tinggi, sehingga dapat menjadi tembus pandang dan menghilang dalam sekejap mata. 
Keindahan dari hewan laut ini diungkapkan dalam sebuah hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Chemical Society. 

Berdasarkan penelitian terbaru yang telah dilakukan, para peneliti berhasil mengungkap rahasia dari trik mewah dari hewan ini. Dan eloknya, hal tersebut diklaim akan bisa menghasilkan generasi baru dari teknologi optik. 
Dari riset yang dilakukan, para ilmuwan akhirnya mengetahui bahwa warna-warna berkilau yang bisa berubah-rubah ini disebabkan adanya heksagonal berbentuk kristal guanin. 
Dan kristal quanin adalah senyawa sejenis yang terdapat pada bunglon yang membuatnya mampu secara cepat untuk merubah warna tubuhnya. Dimana senyawa ini berlapis antara zat seperti gel yang disebut sitoplasma. 
Ketebalan lapisan sitoplasma, juga ruang antara lapisan kristal, inilah yang ternyata menjadi kunci rahasia dalam menentukan panjang gelombang cahaya yang mereka refleksikan, dan menjadi warna yang mereka tampakkan. 

Berdasarkan hasil pemindaian mikroskop elektron untuk mencirikan penyusunan lapisan, para ilmuwan juga menemukan bahwa ketebalan pelat kristal pada hewan laut ini cukup beragam antara spesimen dengan warna yang berbeda. Ketebalan sitoplasmanya berkisar antara 50 dan 200 nanometer. 
Warna dari Copepoda ini juga tergantung pada sudut di mana cahaya mencapai kristal. 
Ketika sudut cahaya sebesar 45 derajat, maka akan memantulkan pergeseran dari jarak terlihat pada ultraviolet. 
Dan biasanya, mata manusia akan menyaring panjang gelombang UV, sehingga menyebabkan hewan-hewan kecil seperti menghilang dalam sekejap mata. 

Sebagaimana dilansir dari New Scientist, Pemimpin penelitian dari Weizmann Institute of Science di Rehovot, Lia Addadi menyatakan : 
"Sebuah pertanyaan yang menarik dan masih mengganjal adalah apakah perbedaan pada warna merupakan bawaan genetik sehingga setiap jantan lahir dengan warna tertentu, atau apakah mereka dapat mengontrol warna yang tercermin," 
Dengan hasil terbaru ini para peneliti berpikir bahwa penemuan ini nantinya mungkin akan sangat berharga untuk diaplikasikan sebagai panduan dalam mendesain gelombang baru teknologi optik, misalnya pelapis reflektif atau display optik. 
Misteri laut hijau akhirnya terungkap :

You may like these posts