-->

Bertepatan Hari Natal, BBC Rilis Artikel Yang Sangat Mengejutkan Tentang Sosok Asli Dari Yesus

25 Desember merupakan tanggal yang biasa diperingati oleh umat Kristiani sebagai Hari Kelahiran Yesus atau hari Natal. Umat Kristiaani di seluruh dunia umumnya akan menyambut kehadiran hari Natal tersebut dengan penuh suka cita, meskipun dengan perayaan dan tradisi yang bisa berbeda.

Namun pada Natal tahun 2015 ini, dalam laman resminya, BBC ( Indonesia ) justru merilis sebuah artikel lepas yang sangat mengejutkan.
Artikel yang ditulis oleh oleh Joan Taylor dari King's College London dan dipublikasikan tepat pada tanggal 25 Desember 2015 tersebut memberikan analisis dan mengupas tentang seperti apa dan bagaimana sosok asli dari Yesus yang sebenarnya.

Yang sangat mengejutkan adalah analisis dan kupasan yang diberikan ternyata sangat jauh berbeda dengan sosok Yesus yang biasa dan umum diketahui oleh umat Kristiani selama ini. Tentu saja, membaca artikel ini bisa menjadikan para umat Kristiani timbul tanda tanya besar, terkejut atau bahkan mengerutkan dahi. Sebagai informasi, Joan Taylor adalah seorang guru besar Christian Origins and Second Temple Judaism di King's College London.
Ia adalah orang yang menulis buku yang menghebohkan yang berjudul : The Essenes, the Scrolls and the Dead Sea.

Seperti apa analisis dan kupasan yang sangat mengejutkan dari Joan Taylor ini ?
Berikut ulasannya point per point sebagaimana dilansir dari laman BBC Indonesia.

Selama ini, umat Kristiani “melukiskan” sosok Yesus sebagai seorang lelaki Yahudi, berusia sekitar 30 tahunan ( 33 tahun ), dengan tubuh tinggi ramping, berkulit putih, memiliki bola mata yang berwarna biru, berambut lurus panjang, berjanggut dan mengenakan jubah berlengan panjang, yang sering kali berwarna putih dan mantel berwarna biru.

Yesus digambarkan memiliki mata berwarna biru

Lukisan figur Yesus yang seperti itulah yang paling banyak dijumpai dalam semua bidang seni di negara-negara Barat, termasuk di dalam gereja.


Dan seperti itulah sosok Yesus yang dikenal, diketahui dan diakui oleh umat Kristiani selama ini.

Faktanya :
Lukisan yang paling umum tentang sosok Yesus tersebut ternyata tidak akurat secara historis. Gambaran sosok Yesus dari masa ini ternyata bersifat simbolik.
Gambar Yesus yang sangat terkenal ini sebenarnya berasal dari era Bizantium, dari abad ke-4 Masehi. “Pegangan” yang digunakan adalah gambar dari tahta kekaisaran, seperti yang terlihat di mosaik altar di Gereja Santa Pudenziana di Roma.


Sebuah lukisan kuno, aslinya menggambarkan dewa Matahari

Yesus dianggap sebagai penguasa surgawi yang menguasai seluruh dunia.
Gambaran sosoknya yang sudah sangat akrab, ternyata dapat ditemukan mulai dari patung terkenal dengan rambut panjang dan berjanggut seperti Dewa Zeus dari Olympia yang berada di tahta, dan juga pada sebuah patung yang juga terkenal yaitu Kaisar Roma Augustus telah meniru dirinya dengan gaya yang sama (tanpa rambut panjang berwarna keemasan dan janggut).

Sedangkan, Seniman Bizantiun berupaya untuk menunjukkan bahwa Yesus penguasa surgawi sebagai raja kosmik, menjadikannya sebagai Zeus versi muda.
Apa yang terjadi pada saat visualisasi Kristus surgawi -saat ini seringkali dibuat ulang seperti keturunan hippie- telah menjadi model standar tentang penggambaran awal Yesus.

Jadi ( sesuai ulasan Joan Taylor ) seperti apa sebenarnya sosok asli dari Yesus itu ? 

● Tentang Wajah Yesus 

- Yesus adalah orang Yahudi atau (Judaean). Hal tersebut dapat ditemukan secara berulang di sejumlah literatur, termasuk surat Paul.

Juga dalam surat kepada Yahudi menyatakan: "Jelas bahwa Tuan kami merupakan keturunan dari Judah." Jadi bagaimana kami dapat membayangkan seorang Yahudi pada saat ini, seorang pria "berusia sekitar 30 tahun ketika dia memulai," menurut Luke surat 3?


- Pada tahun 2001, seorang ahli forensik antropologi bernama Richard Neave menciptakan sebuah model pria Galia dari dokumenter BBC, “Anak Tuhan”, dengan menggunakan tengkorak asli yang ditemukan di wilayah itu Dia tidak mengklaim bahwa itu merupakan wajah Yesus.
 Itu berarti sangat sederhana untuk membisikan kepada orang-orang agar mempertimbangkan Yesus merupakan seorang pria pada masa dan waktunya, sejak kita tak pernah diberitahukan dia tampak istimewa.


- Untuk semua yang mungkin dilakukan dengan pemodelan tulang kuno, saya pikir korespondensi mengenai seperti apa sebenarnya sosok Yesus, dapat ditemukan melalui gambaran yang paling dekat yaitu Musa di dinding sinagoga Dura-Europos yang dibangun abad ke-3.

- Musa digambarkan menggunakan pakaian yang tidak berwarna. Ada rumbai di mantelnya.


Gambaran tentang Nabi Musa pada dinding Sinagoga Dura-Eoropos

- Tampaknya, gambaran ini lebih tepat dan memiliki dasar historis dibandingkan adopsi Yesus dari masa Bizantium, yang telah menjadi standar: dia memiliki rambut yang pendek dan dengan janggut yang tipis, dia menggunakan tunik pendek, dengan lengan pendek dan selendang. 

● Tentang Rambut dan janggut Yesus 


- Ketika umat Kristen pada awalnya tidak menunjukkan Kristus sebagai penguasa surgawi, mereka menggambarkan Yesus sebagai seorang laki-laki pada umumnya: tanpa janggut dan berambut pendek. Tetapi mungkin, sebagai seorang bijaksana yang mengembara, Yesus mungkin akan memiliki janggut.

- Secara umum janggut dianggap sebagai hal yang membedakan seorang filsuf (yang berpikir tentang hal-hal yang tinggi) dari orang kebanyakan. Gambaran filsuf ini dianggap "sesuai dengan alam"


- Namun, pada abad ke-1 Graeco-Romawi, berpenampilan bersih dengan janggut dicukur dan rambut pendek dianggap sangat penting. Rambut yang gondrong dan janggut merupakan gambaran orang yang saleh, tidak ditiru dalam dunia fashion pria. Bahkan seorang filsuf membuat rambutnya tetap pendek. - Janggut bukan merupakan penampilan khas orang Yahudi di zaman dulu.

- Bahkan salah satu masalah bagi para penindas kaum Yahudi di masa yang berbeda untuk mengidentifikasikan mereka ketika mereka tampak serupa satu sama lain (satu poin yang dibuat dalam buku Maccabees).

- Bagaimanapun, gambaran pria Yahudi dalam koin Judaea Capta, yang diterbitkan oleh Roma setelah menguasai Jerusalem pada 70 Sebelum Masehi, mengindikasikan menangkap pria yang berjanggut.


- Jadi Yesus, sebagai seorang filsuf dengan penampilan yang "alami" mungkin memiliki janggut yang pendek, seperti pria yang digambarkan dalam uang logam Judaea Capta, tetapi rambutnya mungkin tidak begitu panjang

- Jika dia memiliki rambut yang sedikit panjang, kita mungkin berharap sejumlah reaksi.
Pria Yahudi yang memiliki janggut tak beratur dan rambut yang sedikit panjang diidentifikasi sebagai orang yang bersumpah Nazir.
Ini artinya mereka akan mendedikasikan diri mereka kepada Tuhan untuk jangka waktu tertentu, tidak minum anggur atau memotong rambut mereka dan pada akhir periode ini mereka akan mencukur kepala mereka dalam sebuah upacara khusus di Jerusalem
(seperti digambarkan dalam Kisah Para Rasul surat 21, ayat 24).

- Tetapi Yesus tidak melakukan sumpah Nazir, karena dia sering kali dijumpai minum anggur, kritik terhadapnya menuduh dia terlalu banyak minum, terlau banyak
(Matthew surat 11, ayat 19).

- Jika dia memiliki rambut panjang dan tampak seperti kaum Nazir, kita akan mendengarkan sejumlah komentar terhadap ketidaksesuaian antara bagaimana penampilan dia dan apa yang dia lakukan, masalah itu bisa jadi hanya karena dia minum anggur. 

● Tentang Kaki Yesus 

- Kakinya, Yesus akan menggunakan sandal. Setiap orang menggunakan sandal.
- Di gua-gua gurun pasir yang dekat dengan Laut Mati dan Masada, sandal di masa Yesus sangatlah tipis, jadi kita dapat mengetahui seperti apa bentuknya.
- Sandal itu sangat sederhana, yang terbuat dari kulit dan di bagian atas ada tali pengikat yang melingkar ke jari. 

● Tentang Pakaian Yesus 


- Di masa Yesus, orang yang kaya memakai jubah panjang pada acara khusus, untuk menunjukkan status mulia mereka di masyarakat.

- Dalam salah satu ajaran Yesus, dia mengatakan, "Waspada terhadap juru tulis, yang berhasrat untuk berjalan dalam jubah panjang (stolai), dan untuk memperoleh penghormatan di pasar-pasar, dan mendapatkan kursi utama di dalam sinagoga dan tempat terhormat dalam perjamuan
(Mark surat 12, ayat 38-39).

- Perkataan Yesus ini secara umum dipertimbangkan sebagai bagian yang lebih akurat dari ajaranya, jadi dari itu kita dapat mengasumsikan Yesus tidak menggunakan jubah


- Secara umum seorang pria di masa Yesus akan menggunakan tunik sepanjang lutut, kaftan dan untuk perempuan akan yang menggunakan sepanjang mata kaki.

- Ketika abad ke-2 Surat Paul dan Thecla, ketika Thecla, seorang perempuan, menggenakan tunik pendek (untuk laki-laki) maka ini mengejutkan.
Tunik ini seringkali memiliki garis berwarna yang menjuntai dari bagian bahu keliman dan dapat dijalin menjadi satu potong.

- Di bagian atas tunik Anda dapat menggunakan mantel, himation, dan kita mengetahui bahwa Yesus menggunakan salah satu dari ini karena kain ini yang disentuh seorang perempuan ingin disembuhkan oleh dia (lihat, sebagai contoh, Mark surat 5, ayat 27).

- Sebuah mantel besar yang berbahan wol, meski itu tidak terlalu tebal dan untuk menghangatkan Anda harus menggunakannya dua buah.
Sebuah himation (seperti selendang), yang dapat digunakan dengan berbagai cara, seperti selendang, dapat dijulurkan sampai lutut dan dapat juga menutupi tunik pendek.
(Filsuf pertama bahkan menggunakan himation yang besar tanpa tunik, dan bagian bahu atas mereka tampak terbuka, tetapi itu merupakan cerita lain).


- Kekuasaan dan wibawa ditunjukkan dengan kualitas, ukuran dan warna mantel-mantel ini.
Ungu dan warna biru menunjukkan kemegahan dan harga diri. Warna-warna kerajaan ini karena pewarna yang digunakannya sangat langka dan mahal.
Tetapi warna-warna juga menunjukkan sesuatu yang lain.
Sejarawan Josephus menggambarkan Zealots (sebuah kelompok Yahudi yang ingin mendesak Romanwi keluar dari Judais) sebagai sekelompok wadam pembunuh yang menggunakan "mantel-mantel berwarna" - chlanidia - yang menunjukkan bahwa mereka pakaian perempuan

- Ini menunjukkan laki-laki yang sesunguhnya, kecuali mereka memiliki status tertinggi, harus menggunakan pakaian yang tidak berwarna.

- Bagaimanapun, Yesus tidak menggunakan warna putih.
Ini merupakan ciri khas, yang membutuhkan pemutih atau kapur dan di Judea itu terkait dengan sebuah kelompok yang disebut Essenes, yang mengikuti interpretasi yang ketat dari hukum Yahudi.

- Perbedaan antara pakaian Yesus dan cahaya, dijelaskan dalam Markus surat 9, ketika ketiga rasul menemani Yesus ke gunung untuk berdoa, dan dia mulai memancarkan cahaya.

- Mark menjelaskan bahwa himatia Yesus ( bisa disebut pakaikan atau pakaian daripada "mantel") mulai berkilau berwarna putih, sepertinya tak ada yang dapat memutihkan mereka di bumi ini.
Sebelum perubahan bentuk Yesus, digambarkan Mark sebagai seorang manusia biasa, yang menggunakan pakaian biasa, dalam hal ini bahan wool tak berwarna.

Seperti itulah analisis dan ulasan dari Joan Taylor yang sangat mengejutkan yang dipublikasikan di laman BBC Indonesia tertanggal 25 Desember lalu.

Notes :
- Materi artikel Sebagaimana dikutip dari laman BBC Indonesia
- Semua gambar foto dalam artikel merupakan property dari BBC Indonesia
Untuk lebih jelas dan lengkapnya, anda bisa langsung menuju tautannya di bawah ini :
> http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/12/151225_majalah_yesus

You may like these posts