-->

Mengapa Pendengaran Manusia Peka Ketika Di Dalam Air ? Ini Jawabannya

Anda suka menyelam ? Atau setidaknya suka berenang ?

Jika anda pernah melakukan satu dari keduanya, dimana posisi tubuh berada di dalam air, anda pasti pernah mengalami fenomena dimana pendengaran anda menjadi sangat peka terhadap suara ( padahal di dalam air ).
Suara dari kepala dinding tembok kolam renang-pun akan terdengar meski jaraknya cukup jauh. Tidak hanya terdengar, bahkan sangat jelas suaranya, dan terkadang sampai menyakitkan telinga.

Jika belum pernah mengalaminya, suatu saat bisa mencobanya. Masuk dan menyelam-lah ke dalam air ( jika tidak bisa menyelam, setidaknya masukkan seluruh bagian tubuh di bawah permukaan air ).
Ajak teman lainnya, melakukan hal yang serupa, dan teman tersebut membawa 2 buah batu.
Suruh teman tersebut mengambil jarak yang cukup jauh lalu memukulkan-mukulkan kedua buah batu ketika sedang berada di bawah prmukaan air.
Maka anda akan mendengarkan suara benturan 2 batu yang sangat nyaring, bahkan terasa menyakitkan telinga.

Mengapa tiba-tiba pendengaran anda menjadi sengat peka ketika berada di dalam air ?

Sedangkan jarak anda dari sumber suara cukup jauh, yang bahkan anda tidak bisa melihat dimana posisi teman anda ketika memukul-mukulkan kedua belah batu.

Indera pendengaran atau telinga manusia bisa mendengar sebuah bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga. Itupun masih ada batasnya.

Batas frekuensi bunyi yang masih bisa didengar oleh telinga manusia adalah antara 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Sedangkan suara di atas 20 kHz yang disebut ultrasonik dan suara di bawah 20 Hz disebut yang disebut infrasonik secara alami tidak bisa didengar oleh indera pendengar manusia.

Mengapa Pendengaran Manusia Ketika Di Dalam Air Sangat Peka ?



Analogi yang paling mudah dan paling sederhana adalah ketika anda mendengar sebuah bunyi ( dengan kekuatan dan jarak yang sama ) di malam hari pasti akan terdengar lebih jelas ( nyaring ) jika dibandingkan dengan di siang hari.
Penyebabnya adalah kondisi udara pada malam hari lebih padat bila dibandingkan dengan kondisi udara di siang hari. Dengan demikian perambatan gelombang suara akan lebih cepat dan lebih “utuh”.

Demikian halnya ketika gelombang suara ini merambat di dalam air.
Selain merambat dalam media udara ( media gas ), suara atau bunyi juga bisa merambat melalui media lainnya, seperti dalam medium atau zat perantara berupa zat cair, atau zat padat. Jadi, gelombang bunyi bisa merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

Kecepatan bunyi merambat di udara adalah 1.224 km/jam. Bunyi akan merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah.
Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam.
Sedangkan di dalam air, kecepatan merambat dari suara atau bunyi adalah 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada kecepatan merambat di udara.

Nah, tahu sendiri kan jawabannya …

Lihat juga :

You may like these posts