-->

Campuran Plastik Sebagai Solusi Alternatif Agar Jalan Raya Tidak Cepat Rusak

Ketika tiba musim penghujan seperti ini, kita, masyarakat selalu akan disuguhi dengan sebuah pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. Bahkan tidak hanya tidak sedap dipandang mata, melainkan juga berbahaya, karena nyawa taruhannya.
Seperti biasa - laiknya sebuah tradisi – ketika musim penghujan tiba maka akan dengan mudah dijumpai jalan-jalan yang rusak dan berlubang. Dan semakin lama semakin parah rusaknya ( karena biasanya upaya perbaikan jalan raya yang mulai rusak ini sering terlambat ).
Sehingga terkadang sampai ditemui sebuah pohon yang tiba-tiba berdiri “tumbuh” di tengah-tengah sebuah jalan raya. Dan itu bukan sebuah “pohon ajaib”. Melainkan memang sengaja diletakkan disana.
Ada yang karena begitu jengkelnya para warga dan ada pula yang melakukannya sebagai pertanda – rambu-rambu lalu lintas alami – bahwa di tengah jalan tersebut ada sebuah lubang jalan yang menganga.

Dengan segala kekurangannya, upaya perbaikan jalan raya yang rusak ini sebenarnya telah dan terus dilakukan. Bahkan karena terus dilakukan dari waktu ke waktu, berulang dari tahun ke tahun, sehingga sampai ada pernyataan yang cukup nyinyir, yang menyatakan bahwa upaya perbaikan jalan-jalan raya ( khususnya di wilayah Pantura ) disebut sebagai “Projek Abadi”.
Proyek perbaikan jalan raya pantura ( yang abadi ).

Sekali lagi, terlepas dengan segala kekurangannya, dan terlepas apakah perbaikan jalan raya ini sengaja dijadikan sebuah projek oleh oknum tetentu, keberadaan iklim dan musim di Indonesia memang sangat memungkinkan cepatnya kerusakan pada jalan raya.
Ketika musim hujan tiba – terutama di wilayah-wilayah yang menjadi langganan banjir, jalan raya – yang nota bene terbuat dari campuran aspal – akan mudah tergerus dan larut dalam derasnya air hujan dan banjir. Dan hal ini diperparah dengan kondisi, padat dan beratnya kendaraan yang melewatinya.
Sangat mudah dijumpai jalan-jalan yang bukan kelasnya, dilewati kendaraan kelas berat yang bagaikan rumah susun berjalan. Sehingga bisa dibayangkan sendiri berapa umur maksimal dari sebuah jalan raya.

Kembali, terlepas dari apakah upaya jalan raya memang sengaja dijadikan sebuah proyek atau tidak, pihak yang berwenang dalam hal ini sebenarnya memang telah berusaha secara “maksimal”.
Buktinya, setiap tahun para pekerja mereka dapat dipastikan turun ke jalan-jalan untuk melakukan perbaikan.
Bukti yang lainnya, pada ruas jalan tertentu, karena kondisinya yang memang selalu rawan, tidak lagi digunakan campuran aspal, melainkan dibangun dengan konstruksi beton bertulang. Dan dari beberapa praktek yang telah dilakukan, jalan raya dengan konstruksi beton bertulang ini cukup ampuh dalam mengatasi masalah kerusakan jalan raya yang berulang.
Hanya saja, ketika konstruksi jalan raya beton bertulang ini “harus” diterapkan pada semua ruas jalan, maka biayanya akan membengkak sedemikian luar biasa.
Dan hal ini tentu saja menjadi sebuah pertimbangan tersendiri.

Jadi apa solusinya ?

Sebagai solusi alternatif untuk mengatasi masalah kerusakan jalan raya yang berulang ini, jawabnya mungkin ada 2, yaitu Plastik dan India.

Mengapa “harus” plastik dan India.

Plastik, sampai saat ini diketahui merupakan salah satu produk yang paling popular dan paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di Indonesia. Hampir semua aktivitas manusia mempergunakan produk plastik dan atau turunannya.
Industri, perkantoran, rumah tangga, pemerintahan sampai hiburan, mempergunakan produk plastik.
Namun di Indonesia, produk plastik belum digunakan di jalan raya. Tetapi hal ini telah dilakukan di India.
Di India – dengan kondisi wilayah dan kependudukan yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia – untuk mengatasi masalah kerusakan yang sering terjadi pada jalan raya telah, mereka menggunakan material plastik.

India telah menggunakan campuran antara aspal dan plastik untuk melakukan pekerjaan jalan raya. Dengan cara ini ini jalan-jalan raya di India diklaim lebih awet.

India mengklaim, dengan menggunakan campuran aspal dan plastik untuk jalan raya, jalan-jalan raya di India setidaknya akan tahan selama 5 – 10 tahun tanpa melakukan perbaikan.
Disarankan menyimak juga yang di bawah ini :

You may like these posts