-->

Seperti Inilah Cara Menyelamatkan Diri Jika Terperosok Dalam Pasir Hisap

Jika anda termasuk penggemar film, mungkin pernah melihat adegan tentang keganasan pasir hisap atau pasir hidup. Dimana ketika ada seseorang yang terperosok ke dalam pasir hidup ini, maka secara perlahan namun pasti, orang sial tersebut akan tersedot ke dalam bumi.
Segala usaha untuk melepaskan diri – bahkan jika dibantu sekalipun – akan sia-sia. Karena begitu besarnya daya cengkeram dan daya hisap pasir hidup ini.

Dan adegan yang mengerikan seperti itu tidak hanya bisa terjadi di film saja.
Sebab fenomena pasir hisap faktanya bisa terjadi di dunia nyata.
Sebab kenyataannya, fenomena pasir hidup adalah mekanisme yang paling unik di alam semesta.
Pasir hisap memang paling banyak ditemukan di tepi pantai, di tepi sungai.
Tapi bisa jadi ada di halaman belakang sekitarnya. Dan dengan “diam-diam tapi menghanyutkan” menunggu orang mendekat dan memperosokkan ke dalamnya.

Meski tidak seseram seperti di film-film, untuk bisa menyelamatkan diri dari cengkeraman pasir hisap – jika tidak tahu caranya – memang bukan upaya yang mudah.

Begitu kuat dan hebatnya daya cengkeram dan daya sedot dari pasir hisap ini, dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk bisa mengangkat korban yang terperosok di dalamnya.

Yang jika salah, malah bisa memutuskan anggota badan korban.
Sebab untuk dapat mengeluarkan hanya satu bagian kaki korban yang terperosok pasir hisap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja dibutuhkan kekuatan sebesar 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan untuk mengangkat sebuah mobil berukuran sedang !

Jadi bagaimana cara yang tepat untuk menyelamatan diri jika seandainya suatu saat terperosok ke dalam pasir hisap ?

Ada seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yang bernama Daniel Bonn yang memang secara khusus meneliti tentang fenomena pasir hisap ini.
Setelah meneliti dan melakukan percobaan berulang-ulang, Bonn dan timnya akhirnya berhasil menemukan cara yang tepat untuk bisa menyelamatlan diri jika suatu saat terperosok dalam pasir hisap.

Menurut Bonn, sebenarnya sebagian besar pasir hisap tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumnya. Pasir hisap “ hanyalah” pasir yang telah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadi campuran pasir dan air setengah cair yang sulit mendukung.
Sehingga orang yang terperosok ke dalam pasir hidup umumnya tidak bisa bergerak.
Densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hidup tersebut, membentuk tekanan yang sangat besar pada tubuh, menjadikan sangat sulit mengeluarkan tenaga.

Orang-orang sering keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki akan bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Namun cara ini sebenarnya malah keliru.
Gerakan demikian hanya akan mempercepat endapan tanah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat) pasir hidup, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.

Bonn mengatakan, “cara yang tepat untuk terlepas dari pasir hisap yaitu, korban yang terperangkap harus menggerakkan secara perlahan kedua kakinya, agar air dan pasir semaksimal merembes masuk ke daerah hampa.

Dengan begitu akan dapat mengurangi tekanan badan si korban, sekaligus membuat pasir agar perlahan-lahan menggembur.
Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar anggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yang disentuh badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar.
Asalkan korban memiliki kesabaran yang cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hidup.

Dalam penelitiannya Bonn mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hidup, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter.
Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang terbenam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.
Ia juga mendapati, bahwa meskipun sejumlah obyek yang berdensitas lebih besar dari pasir hidup, tapi tetap bisa mengapung di atas pasir hidup.

Menurut Bonn lebih lanjut, “Yang paling berbahaya adalah apabila pasir hisap cenderung menarik dengan cepat,” katanya.
Tapi, kesabaran dapat menyelamatkan Anda. Jika ditunggu dengan sabar, partikel pasir lambat laun akan stabil sehingga daya apung campuran tersebut akan mengangkat Anda ke atas”
“Kami mengetahui bahwa lapisan pasir di bawahnya lebih rapat sedangkan air lebih banyak di lapisan atas. Lapisan pasir yang sangat pekat di bawah sangat sedikit mengandung air sehingga sulit melepas kaki yang terperosok ke dalamnya,” lanjut Bonn.
Karena itu Bonn menyarankan : “dengan tetap tenang dan biasanya Anda akan terapung. Luruskan punggung Anda untuk memperluas area yang bebas dan tunggu hingga kaki bebas dari pasir:
Bonn juga menyarankan agar kaki bergerak untuk mengendalikan air sehingga Anda terapung. “
Anda harus memasukkan air ke dalam pasir dan cara yang paling mudah adalah memutar-mutar sekitar kaki di dalam pasir hisap,” tambahnya.

Simak juga :

You may like these posts