-->

Uniknya Kampung Korea di Bau-Bau Sulawesi Tenggara. Semua Pakai Huruf Korea

Di kota Bau-Bau Sulawesi Tenggara ada sebuah kampung unik yang disebut dengan Kampung Korea. Sebab hampir semua tulisan di kampung ini menggunakan huruf Korea.

Dulu sempat ada istilah, orang-orang yang main tabrak, orang-orang yang suka bikin ricuh dan onar disebut dengan Korea. Kemudian untuk menyebut barang-barang dari negara semanjung – yang waktu itu produknya terkenal kasar pembuatannya – disebut dengan barang Kroya.
Namun setelah beberapa puluh tahun dan kemudian muncul budaya K-Pop, hal-hal yang “berbau” Korea malah sering dibuat anutan.

Apa yang terjadi di Kota Bau-Bau mungkin bisa menjadi satu pemandangan yang “cukup aneh”.
Sebab di salah satu kampung pemukiman Suku Cia-cia di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, akan dapat dengan mudah dijumpai – entah itu pada papan nama, papan petunjuk jalan, bahkan rambu rambu lalu lintas - penulisan yang menggunakan huruf Korea.
Bahkan kampung ini dijuluki "Kampung Korea".
Coba lihat gambarnya :



Lalu apakah penyebabnya ?
Apakah penduduk kampung ini sudah sedemikain keranjingan dengan K-Pop ?
Ataukah sudah meluntur rasa Nasionalismenya ?
Sehingga malah menggunakan tulisan huruf Korea bersama bahasa Indonesia, bukannya tulisan daerah ?

Ternyata bukan seperti itu penyebabnya.
Penduduk ini juga tidak keranjingan budaya K-Pop.

Tidak seperti suku Jawa yang memiliki huruf Honocoroko, Suku Cia-cia memang tidak memiliki huruf sendiri. Lalu uniknya, bahasa yang digunakan suku Cia-Cia cukup susah jika harus ditulis dengan menggunakan huruf latin (abjad). Tetapi justru “lebih pas” jika dieja dengan huruf Hangeul alias huruf Korea.

Itulah sebabnya penduduk kampung ini kemudian menggunakan huruf Korea untuk menuliskan ucapannya. Tambahan lagi, pada tahun 2005, pemerintah daerah setempat telah menjalin kerja sama dengan Korea Selatan.

Dan dua tahun kemudian, Pemerintah Kota Bau-Bau bekerja sama dengan lembaga riset bahasa Korea menyusun buku bahasa Cia-cia dengan huruf Korea.
Huruf Korea kemudian diajarkan di semua jenjang sekolah, mulai dari SD hingga SMA dalam pelajaran muatan lokal (mulok).
Namun, karena bahasa persatuan Indonesia adalah tetap bahasa Indonesia, maka yang dipelajari dan digunakan hanyalah hurufnya.
Sedangkan bahasa pengantar yang dipergunakan sehari-hari tetap bahasa Indonesia.
Meski ditulis dengan menggunakan huruf Korea, bacaannya tetap bahasa Indonesia.

Simak kota unik lainnya :

You may like these posts